Usai Longsor Sariwangi, Warga KBB Kini Dibayangi Ancaman Banjir dan Gelapnya Jalanan

Pasca Longsor di Sariwangi, Banjir dan Minimnya Penerangan Masih Menghantui Warga
Longsor di Jalan Sariwangi Selatan Terusan Gegerkalong pada Minggu (30/11/2025) lalu Imbas dari Hujan Lebat (Dok: Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Longsor yang menutup total Jalan Sariwangi Selatan–Terusan Gegerkalong pada Minggu (30/11/2025) bukan hanya menyisakan kerusakan fisik.

Peristiwa tersebut kembali membuka luka lama warga: persoalan banjir yang tak kunjung tertangani dan minimnya penerangan jalan di kawasan Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Hujan deras yang mengguyur sejak sore diduga menjadi pemicu runtuhnya Tembok Penahan Tanah (TPT). Material tanah dan bebatuan langsung menutup seluruh badan jalan, memutus akses dan mengganggu aktivitas warga.

Baca Juga:Jay Idzes Jadi Rebutan, Si 'Fotokopi Gabbia' yang Bikin AC Milan Panas-DinginSinyal Bangkit di Tengah Bencana, Menkomdigi Pastikan Pemulihan Jaringan Sumatra Capai 90 Persen

Namun bagi masyarakat setempat, bencana ini bukan kejadian berdiri sendiri—melainkan rangkaian masalah lingkungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

Hanif (20), warga sekaligus pemilik bengkel yang berdekatan dengan lokasi longsor, mengatakan bahwa kawasan tersebut selalu menjadi titik banjir setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi. Kondisi jalan yang cekung menyerupai huruf “U” serta ukuran selokan yang kecil membuat air mudah meluap.

“Setiap hujan gede sering banjir disini. Posisi kawasan ini kan landai kayak bentuk letter ‘U’, terus selokan yang kecil juga jadi air hujan enggak mengalir langsung jadi tumpah ke jalan,” kata Hanif saat diwawancarai Jabar Ekspres di bengkelnya, tak jauh dari lokasi kejadian longsor, Jum’at (5/12/25).

Ia menjelaskan bahwa aliran air dari wilayah lebih tinggi membawa debit besar yang tidak mampu segera terserap. Keberadaan tembok-tembok di sekitar jalan justru membuat air terjebak dan meluap ke permukaan.

“Kalau hujan air dari atas tumpah kesini, tidak terbendung, terus adanya tembok disekitaran jalan yang seharunya air mengalir lah ke gawir (lereng) ini malah jadi tertahan,” terang Hanif.

Banjir tersebut bahkan sempat nyaris merendam bengkelnya. Hanif mengatakan tinggi genangan bisa mencapai setinggi ban motor.

“Ya hampir masuk ke bengkel saya, pernah juga waktu hujan gede itu air tinggi nya setinggi ban motir beat lah,” keluhnya.

Baca Juga:Amarah Bojan Hodak Tak Terbendung, Paksa Wiliam Marcilio Angkat Kaki dari Persib BandungPernyataan Igor Tolic Bongkar Situasi Panas di Persib, William Marcilio Resmi Didepak!

Selain banjir, Hanif turut menyoroti minimnya penerangan jalan di kawasan tersebut. Menurutnya, kondisi gelap gulita saat malam hari sangat berisiko bagi pengguna jalan.

“Lampu jalan juga kurang, jadi kalau lewat magrib ya sudah gelap gulita lah istilahnya. Kecuali lampu rumah atau kendaraan yang lewat aja,” keluhnya.

0 Komentar