JABAR EKSPRES – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung sejak siang hingga sore pada Kamis (4/12) menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Dua di antaranya adalah Kampung Ciseah Mekar, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, serta Kampung Patrol, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang.
Di Kampung Ciseah Mekar, air mulai memasuki area permukiman sekitar pukul 17.00. Warga mengaku telah menerima peringatan dari kerabat dan penduduk di wilayah hulu Sungai Muara Ciwidey.
“Tadi dapat info ada longsor sama air tinggi, disuruh siap-siap. Pas dicek ke jembatan, airnya sudah naik,” ujar Dewi Natalia (52), warga RT 1 RW 11.
Baca Juga:Sukses Menggelar Dikreg LIV Sesko TNI TA 2025, Begini kata Panglima Sinergi Baru Mayapada Hospital Bandung dan BRI Life: Fokus pada Nasabah dan Produktivitas Tim
Menurut Dewi, ketinggian air di daerahnya sekitar 50 sentimeter, namun di lokasi lain—terutama gang yang lebih rendah—tinggi banjir mencapai lebih dari satu meter.
“Di gang itu ada yang lebih dari satu meter. Di belakang sini juga sama,” tuturnya.
Dewi menyebut banjir kali ini termasuk besar, bahkan lebih parah dibandingkan banjir bandang pada 2012. Meski rumahnya tidak kemasukan air, halaman tetap terendam.
“Alhamdulillah tidak masuk rumah karena ada pembatas. Cuma sampai halaman. Dulu sebelum diperbaiki, air bisa masuk,” katanya.
Ia menambahkan, setiap kali Sungai Muara Ciwidey meluap, wilayah RW 11 hampir selalu terdampak, termasuk daerah lain yang berada di aliran sungai yang sama seperti Cilampeni dan Bojong Salak. Dewi berharap pemerintah lebih memperhatikan kawasan rawan banjir.
Di Desa Cilampeni, banjir akibat limpasan Sungai Citarum merendam Kampung Patrol sekitar pukul 17.00. Ketua RW 07, Rumansyah, mengatakan ketinggian air bervariasi, sebagian besar mencapai satu hingga satu setengah meter.
“Sepinggang, kalau ke sana lagi ada yang sedada,” ucapnya.
Baca Juga:Epy Kusnandar 'Preman Pensiun' Tutup Usia, Dunia Hiburan Indonesia BerdukaPGN Siagakan Satgas Nataru 2025, Pastikan Pelayanan Terbaik Penyaluran Gas Bumi
Rumansyah menyebut sekitar 250 kepala keluarga terdampak di tiga RT—RT 1, RT 2, dan RT 3. Banyak warga terpaksa mengungsi ke rumah bertingkat atau lokasi yang lebih tinggi.
“Iya, sementara warga mengungsi. Soalnya air dalam,” katanya.
Ia menjelaskan hujan di wilayah tersebut sebenarnya tidak lebat, namun luapan dari daerah hulu seperti Pangalengan, Kertasari, dan Majalaya membuat Sungai Citarum tak mampu menampung debit air.
