Banjir 1,5 Meter Lumpuhkan Dayeuhkolot, Ratusan Warga Terancam dan Puluhan Mengungsi

Banjir 1,5 Meter Lumpuhkan Dayeuhkolot, Ratusan Warga Terancam dan Puluhan Mengungsi
Sejumlah anak bermain saat banjir di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (5/12). Hujan yang mengguyur Bandung Raya pada Kamis (4/12) mengakibatkan jalan raya Dayeuhkolot - Banjaran dan permukiman di tiga kecamatan yaitu Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Baleendah terendam air luapan Sungai Citarum setinggi 50 cm hingga 1,5 meter. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Banjir besar kembali melumpuhkan wilayah Dayeuhkolot pada Kamis (4/12) malam hingga Jumat (5/12/2025) pagi.

Genangan yang dipicu hujan deras dan luapan Sungai Citarum membuat akses utama, permukiman, hingga fasilitas umum tak dapat berfungsi. Ratusan warga terancam dan puluhan lainnya sudah mengungsi.

Pantauan di lapangan menunjukkan jalur dari Jembatan Cipurut arah Bojongsoang hingga kawasan Metro, termasuk ruas Moh. Toha menuju Dayeuhkolot, tertutup air setinggi hingga satu meter.

Baca Juga:Banjir Terjang Desa Pameuntasan dan Cilampeni, Ratusan Warga MengungsiSungai Cibitung Meluap Sebabkan Banjir Bandang, 5 Hektare Sawah di Desa Mukapayung Terancam Gagal Panen!

Titik terparah berada di depan Masjid Ash Shofia dan Pasar Dayeuhkolot. Sejumlah ruko dan lapak pedagang terpaksa tutup karena air masuk ke dalam bangunan.

Hanya kendaraan besar seperti truk yang bisa melintas, sementara motor dan mobil kecil terjebak atau memilih memutar arah. Beberapa sepeda motor yang nekat menerobos banjir mogok di tengah jalan. Sebuah truk bermuatan kayu pun ikut mati mesin.

Nita Nurhalisa (26), warga Bojong Asih, mengatakan banjir sudah mulai masuk sejak Kamis sore saat hujan turun berjam-jam.

“Ini dari kemarin, hujan dari siang sampai sore. Airnya naik sore sampai malam,” ujarnya.

Di wilayahnya, ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa. “Ada yang sampai 1,5 meter dekat Citarum,” kata Nita.

Bahkan, kata dia, rumahnya pun terendam banjir hingga aktivitas dan usahanya terganggu. “Kalau banjir tinggi suka mati listrik. Pengiriman kerjaan konveksi jadi terkendala.”

Nita, yang sejak lahir tinggal di Dayeuhkolot, mengaku sudah bosan dengan fenomena banjir yang kerap terjadi saat musim hujan tiba.

Baca Juga:Banjir Rendam Jalan Banjaran–Soreang, Arus Lalu Lintas Tersendat4 RW di Mukapayung Cililin Diterjang Banjir Bandang, Area Wisata Ikut Terdampak! 

“Dari saya kecil juga langganan. Bosen, Pak. Tapi mau gimana lagi. Pemerintah juga sudah coba bantu, tapi kondisi cuacanya begini,” katanya.

Warga lain, Robert Sirait (55) dari Kampung Leuwi Bandung, turut mengeluhkan kondisi serupa. Ia menyebut air mulai naik sejak pukul 19.00 WIB. “Di sini mah hujannya kecil. Biasanya juga enggak banjir. Kayaknya kiriman,” ujarnya.

Menurutnya, luapan berasal dari Sungai Cikapundung. Ketinggian air di wilayahnya berkisar 70–90 cm. Meski mulai surut pada Jumat pagi, Robert mengaku lelah menghadapi banjir setiap musim hujan. “Bosen lah. Tiap hujan besar pasti kayak gini,” katanya.

0 Komentar