Akselerasi Digital, Akselerasi Ancaman: Fortinet Desak Perusahaan di Jabar Tingkatkan Kesiapan Keamanan Siber

Akselerasi Digital, Akselerasi Ancaman: Fortinet Desak Perusahaan di Jabar Tingkatkan Kesiapan Keamanan Siber
Akselerasi Digital, Akselerasi Ancaman: Fortinet Desak Perusahaan di Jabar Tingkatkan Kesiapan Keamanan Siber
0 Komentar

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa banyak insiden siber terjadi bukan karena serangan canggih, melainkan karena “miskonfigurasi” atau kesalahan pengaturan sistem, serta kelengahan pengguna, seperti menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun.

Mengilustrasikan trade-off antara keamanan dan kenyamanan, Edwin Lim menyebut digitalisasi sebagai “pisau bermata dua.”

Semakin tinggi tingkat keamanan, semakin besar pula potensi ketidaknyamanan bagi pengguna, dan sebaliknya.

Baca Juga:Pemanfaatan Minyak Jelantah Jadi Sabun Colek dan Edukasi Kesehatan untuk Cegah Penyakit DegeneratifPuluhan Komunitas Scooter Ramaikan Bandung Scoot Nation 2025

Contohnya adalah kerumitan mengelola banyak kunci rumah atau kata sandi yang berbeda untuk setiap akun digital.

Namun, ia menegaskan pentingnya memiliki alat tersebut dan mampu menggunakannya dengan bijak.

“Lebih baik kita mempunyai pisau bermata dua, daripada tidak punya pisau sama sekali,” selorohnya, menandakan bahwa risiko tidak adanya keamanan jauh lebih besar daripada tantangan kenyamanan.

Dalam rangka membangun pertahanan siber yang kokoh, Edwin Lim menggarisbawahi tiga pilar utama: People (Manusia), Process (Proses), dan Technology (Teknologi).

Ia menjelaskan bahwa teknologi dapat dibeli dengan investasi, tetapi People yang terlatih dan Process yang terstruktur adalah kunci implementasi yang efektif.

Perusahaan didesak untuk menciptakan budaya kesadaran keamanan siber melalui pelatihan rutin bagi seluruh karyawan, serta investasi berkelanjutan dalam pelatihan dan edukasi bagi tim IT agar mereka mampu mengikuti evolusi ancaman dan memanfaatkan teknologi baru seperti AI.

“AI akan bagus kalau orang yang menggunakan AI itu mengerti AI juga,” katanya, menekankan pentingnya keahlian manusia dalam memaksimalkan alat.

Baca Juga:Sehat bersama UBK : Pengabdian Masyarakat di Desa Cileunyi KulonPokémon PLAY LAB Ramaikan 23 Paskal Bandung, Hadirkan Aktivitas Keluarga dan Diskon Akhir Tahun

Mengatasi masalah “talent shortage” di bidang keamanan siber juga menjadi prioritas yang harus diupayakan secara kolektif.

Menutup sesinya, Edwin Lim menyatakan bahwa Fortinet akan terus menyelenggarakan acara edukasi seperti ini secara berkala, menggunakan media sebagai perpanjangan tangan untuk mencapai khalayak yang lebih luas.

“Harapan kita adalah bahwa kita membutuhkan teman-teman sini untuk menjadi extend arm kita ke publik lebih luas, biar mereka bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak, informasi yang lebih banyak, dan mereka bisa lebih waspada,” pungkasnya.

Kewaspadaan yang terus-menerus dan pendidikan yang berkelanjutan adalah benteng terkuat dalam menghadapi ancaman siber yang selalu mengincar kelengahan.

0 Komentar