Akselerasi Digital, Akselerasi Ancaman: Fortinet Desak Perusahaan di Jabar Tingkatkan Kesiapan Keamanan Siber

Akselerasi Digital, Akselerasi Ancaman: Fortinet Desak Perusahaan di Jabar Tingkatkan Kesiapan Keamanan Siber
Akselerasi Digital, Akselerasi Ancaman: Fortinet Desak Perusahaan di Jabar Tingkatkan Kesiapan Keamanan Siber
0 Komentar

Edwin Lim menyoroti stabilitas perusahaan yang dipimpin oleh para co-founder, CEO dan CTO yang merupakan kakak beradik.

“Ini menjamin bagaimana seriusnya Fortinet dan stabilitasnya dalam dunia siber sekuriti,” kata Edwin.

Fortinet juga dikenal karena pengembangan produk internal yang kuat, bukan melalui akuisisi, dan konsisten diakui sebagai “Leader” dalam berbagai Magic Quadrant Gartner, sebuah indikator penting bagi pelanggan dalam memilih solusi terbaik.

Baca Juga:Pemanfaatan Minyak Jelantah Jadi Sabun Colek dan Edukasi Kesehatan untuk Cegah Penyakit DegeneratifPuluhan Komunitas Scooter Ramaikan Bandung Scoot Nation 2025

Percepatan transformasi digital, terutama pasca-pandemi Covid-19, telah menciptakan lanskap ancaman yang lebih kompleks.

Edwin Lim menjelaskan bahwa Covid-19 bertindak sebagai akselerator, memaksa banyak perusahaan untuk dengan cepat mengadopsi platform digital.

Namun, kecepatan ini seringkali tidak diimbangi dengan persiapan keamanan yang memadai.

“Mungkin mereka punya kesiapan terhadap keamanan juga mungkin belum siap, itu juga akan menjadi ancaman,” ujarnya.

Ini memicu munculnya metode serangan baru, seperti kampanye phishing yang menyalahgunakan informasi terkait Covid-19.

Konsep Work From Home (WFH) juga mengubah cara perusahaan mengelola akses data, memunculkan kebutuhan akan kategorisasi pengguna dan pengamanan perangkat pribadi yang digunakan di luar kantor.

Terkait lanskap di Jawa Barat, Edwin Lim mengakui bahwa data spesifik kontribusi pasar memang belum di-drill down secara detail.

Baca Juga:Sehat bersama UBK : Pengabdian Masyarakat di Desa Cileunyi KulonPokémon PLAY LAB Ramaikan 23 Paskal Bandung, Hadirkan Aktivitas Keluarga dan Diskon Akhir Tahun

Namun, ia menyebutkan bahwa sekitar 80 persen pasar Fortinet terkonsentrasi di Jabodetabek, sementara sisanya tersebar di luar, dengan Pulau Jawa (termasuk Jawa Barat) memiliki porsi terbesar.

Sektor-sektor yang paling menjadi incaran di Jawa Barat, sejalan dengan tren nasional, adalah pemerintahan, layanan kesehatan, dan pendidikan, karena memiliki data dalam jumlah besar dan bervariasi.

Perbankan juga merupakan target, tetapi sektor ini umumnya sudah sangat siap dengan pertahanan siber yang kuat.

Edwin Lim juga menyoroti masalah transparansi insiden siber di Indonesia.

Berbeda dengan negara-negara seperti Singapura, Eropa, atau Amerika Serikat yang memiliki regulasi ketat yang mewajibkan publikasi detail serangan siber, di Indonesia masih ada kecenderungan untuk menutupi insiden jika memungkinkan.

Ia berharap Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang disahkan pada Oktober 2022 dapat mendorong transparansi yang lebih baik dan menciptakan akuntabilitas.

0 Komentar