JABAR EKSPRES – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa situasi konflik Ukraina kini berkembang ke arah yang “bergerak satu arah”, dan beberapa wilayah pada akhirnya berpotensi berada di bawah kendali Rusia. Ia menegaskan bahwa diskusi mengenai perbatasan antara Ukraina dan Rusia merupakan proses yang sangat kompleks dan penuh tantangan.
Dalam pernyataannya kepada wartawan selama penerbangan Air Force One menuju Florida pada Selasa, Trump menjelaskan bahwa kondisi di lapangan menunjukkan dinamika yang menguntungkan Rusia dalam beberapa bulan mendatang. Ia menambahkan bahwa pembicaraan terkait kemungkinan penataan ulang perbatasan masih berlangsung hingga kini.
“Mereka membicarakan wilayah yang bisa bergerak ke dua arah, mencoba merapikan perbatasan… ini proses yang rumit,” ujar Trump.
Baca Juga:6 Rekomendasi Sunscreen Hybrid SPF 50+ PA++++ Terbaik Tahun 2025Trump Terima Undangan Xi Jinping ke Beijing, Kedua Pemimpin Sepakat Perkuat Komunikasi
Ia kemudian mempertanyakan apakah lebih baik memperpanjang perang dengan risiko korban puluhan ribu orang, atau menyelesaikannya sekarang melalui jalur diplomasi.
Menurutnya, beberapa wilayah justru berpotensi bergeser ke pihak lain, sehingga negosiasi terus dilakukan untuk mencari penyelesaian. Trump juga menegaskan bahwa Rusia bersedia memberikan sejumlah kompromi.
“Mereka membuat konsesi; konsesi terbesar adalah menghentikan pertempuran dan tidak mengambil lebih banyak wilayah,” katanya. Trump menilai langkah tersebut sebagai sinyal positif dalam upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Sebelumnya, Politico melaporkan bahwa versi ringkas rencana perdamaian Amerika Serikat untuk Ukraina tidak mencantumkan tuntutan agar Kyiv menyerahkan wilayah tertentu. Laporan ini muncul di tengah spekulasi bahwa Washington semakin mendorong tercapainya kesepakatan damai untuk mempercepat berakhirnya konflik tersebut.
Pada 19 November, sejumlah media AS memberitakan bahwa Trump telah menyetujui rencana penyelesaian konflik Ukraina yang terdiri dari 28 poin.
Beberapa poin dalam rencana tersebut mencakup pengurangan bantuan militer AS kepada Ukraina, pengakuan resmi terhadap Gereja Ortodoks Ukraina yang berada di bawah Gereja Ortodoks Rusia, pemberian status resmi bagi bahasa Rusia di Ukraina, serta pengurangan kekuatan militer negara itu. Rencana tersebut juga melarang kehadiran pasukan asing dan senjata jarak jauh di wilayah Ukraina.
