Investasi Tepat Sasaran Jadi Kunci Atasi Ketimpangan Ekonomi Kota Bandung

Investasi Diintensifkan, Wali Kota Bandung Soroti Ketidakmerataan Ekonomi
Peserta menghadiri gelaran Bandung Investment Summit di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa (25/11). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan peningkatan investasi harus diarahkan untuk menjawab persoalan ketimpangan ekonomi di kota tersebut. Pernyataan itu dirinya ampaikan dalam Bandung Investment Summit 2025, di tengah capaian investasi dan daya saing daerah yang terus menguat.

“Isu kemerataan ekonomi memang penting. Karena bagaimana pun juga, di saat income per capita kami itu sekitar 147 juta,” ujar Farhan dalam forum itu di Trans Luxury Hotel, Selasa (25/11).

Dia memaparkan adanya ketidakseimbangan antara pendapatan rata-rata warga dengan daya beli. “Income per capita. Jadi rata-rata penduduk kota Bandung ini pendapatan di atas Rp10 juta. Tapi belanjaan per capita-nya hanya Rp18.000.000. Jadi per bulan sekitar Rp1.500.000. Jadi per hariannya Rp50.000,” katanya.

Baca Juga:Ogah Imbang, Persib Maunya Menang!Jung Sang Penyelamat! Persib Menang Dramatis 10 Pemain, Dewa United Dipaksa Pulang Tanpa Gol

Menurut Farhan, kondisi tersebut mencerminkan persoalan distribusi ekonomi. “Artinya apa? Ada masalah ketidakmerataan. Lalu bagaimana caranya kita melakukan perekonomian tersebut? Yang pasti, melalui investasi yang intensif,” ujarnya.

Dalam forum itu, Farhan menekankan pentingnya investasi yang berbasis inovasi dan keberlanjutan. Namun tidak boleh sembarang ekonomi investasi, dirinya mengingatkan, yaitu investasi yang inovatif dan sustainable.

“Berkelanjutan, itu sebabnya kami bersama dengan ITB beberapa bulan lalu menjelajarkan Bandung Sustainability Summit,” katanya.

Dia menyebut sertifikasi keberlanjutan menjadi nilai tambah bagi pelaku usaha. Farhan hendak memperkenalkan kepada dunia usaha di Kota Bandung tentang faktor-faktor yang bisa membuat perusahaan yang sustainable.

“Sehingga ketika perusahaan Anda sudah cukup besar dan masuk ke perusahaan efek Indonesia, sertifikasi sustainability itu akan meningkatkan nilai saham Anda semuanya,” ujarnya.

Data yang dipaparkan dalam forum menunjukkan kekuatan daya saing Kota Bandung. Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) kota ini tercatat 4,36, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka 3,43, serta di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat 3,88.

Angka tersebut juga menempatkan Bandung pada posisi tertinggi di provinsi. Komponen daya saing Bandung ditopang oleh empat pilar pasar, empat pilar lingkungan pendukung, dua pilar sistem keuangan, serta dua pilar ekosistem inovasi.

0 Komentar