Demi Keberlanjutan, Pakar Desak Pemerintah Restrukturisasi Utang BUMN Konsorsium PSBI

Demi Keberlanjutan, Pakar Desak Pemerintah Restrukturisasi Utang BUMN Konsorsium PSBI
Ilustrasi: Kereta cepat Whoosh melintas di perlintasan beberapa waktu silam. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

Tanpa restrukturisasi, lanjut Budi, rasio utang WIKA yang sudah tinggi bisa terus memburuk, dan KAI berpotensi mengalami tekanan serupa.

Pandangan ini sejalan dengan pernyataan Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito saat paparan publik beberapa waktu lalu.

Agung Budi mengungkapkan sejumlah tekanan yang muncul dari proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. WIKA sendiri berperan sebagai investor dengan kepemilikan sebesar 32 persen dengan penanaman modal Rp6,1 triliun.

Baca Juga:Pengamat Soal Tantangan Finansial Whoosh: Maksimalkan Pendapatan Non-TiketSoal Utang Whoosh, Presiden Perintahkan Menteri Cari Solusi Terbaik!

“Sejak kereta cepat beroperasi, proyek ini mengalami kerugian karena pendapatan tiket masih belum sesuai dengan rencana awal. Dengan porsi kepemilikan Rp6,1 triliun, kami ikut membukukan kerugian,” ujar Agung dalam paparan publik pada Rabu (12/11).

Selain itu, WIKA juga masih dispute dengan KCIC terkait perannya sebagai kontraktor dalam pengerjaan Kereta Cepat senilai Rp5,9 Triliun, dan WIKA terancam menelan kerugian cukup besar jika tidak menemui penyelesaian.

Agung sendiri optimistis jika porsi investasi BUMN ini diambilalih oleh Pemerintah, maka akan berdampak positif bagi WIKA.

0 Komentar