JABAR EKSPRES – Kekhawatiran akan lunturnya nilai kebangsaan di kalangan generasi muda kembali menjadi sorotan, terutama di tengah derasnya arus informasi dan paham-paham menyimpang yang membonceng ruang digital.
Dari kegelisahan itu, Kejaksaan Negeri Cimahi memilih turun langsung ke ruang pendidikan agama, menjadikan pesantren sebagai benteng pertama penguatan karakter kebangsaan.
Pada Selasa (18/11/2025) lalu Kejaksaan Negeri Cimahi melalui Seksi Intelijen menggelar program Jaksa Masuk Pesantren di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Misbahunnur, Cipageran, Cimahi Utara.
Baca Juga:Tanque Mantap Jaga Tren Positif Persib, Hodak Bongkar Kondisi Terbaru Adam Alis dan BarbaHarga Tak Sesuai Performa, Benjamin Sesko Diragukan!
Kegiatan yang menampung sekitar 100 santri ini mengusung tema ‘Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Kepatuhan Hukum’, menjadi bagian dari komitmen Kejaksaan RI membentuk generasi yang berkarakter, taat hukum, dan berwawasan kebangsaan.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Cimahi, Fajrian Yustiardi hadir sebagai pemateri bersama Plt. Kepala Sub Seksi II Intelijen, Devita Murtiyanti.
Keduanya menyampaikan materi mulai dari nilai-nilai Pancasila, Bela Negara, Nasionalisme, Patriotisme, hingga kewaspadaan terhadap radikalisme dan terorisme. Seluruh materi dikemas untuk memperkuat ketahanan moral para santri sejak dini.
Saat dikonfirmasi, Fajrian menegaskan bahwa santri bukan sekadar pelajar agama, tetapi penjaga moral bangsa.
“Santri adalah garda moral bangsa. Ketika nilai-nilai Pancasila tertanam kuat, kalian akan tumbuh menjadi generasi yang teguh pendirian,” ujarnya saat di konfirmasi, Rabu (19/11/25).
Sementara itu, Devita menekankan bahwa pemahaman nilai kebangsaan tidak cukup hanya dihafal, tetapi harus diterapkan keseharian.
“Nilai Pancasila dan semangat bela negara harus diamalkan, bukan hanya dipahami,” tegasnya.
Baca Juga:Guru DKV SMKN 3 Cimahi Ciptakan 'Simanis', Teknologi yang Menyatukan Data dan Mengubah Budaya SekolahBojan Hodak Kembali ke Bandung, Jawab Rumor Latih Timnas Indonesia!
Kegiatan berlangsung interaktif. Para santri terlibat dalam diskusi terbuka, menunjukkan bahwa pendekatan humanis dapat membuat pesan hukum lebih mudah diterima.
“Program ini kembali menguatkan pesan edukatif kejaksaan kenali hukum, jauhi hukuman,” ujarnya.
Kejaksaan Negeri Cimahi menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pesantren dan lembaga pendidikan lainnya.
Lebih lanjut, pihaknya menyadari, penguatan karakter kebangsaan, khususnya bagi para santri adalah investasi jangka panjang dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Sinergi ini diharapkan dapat menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara moral sebagai calon pemimpin masa depan,” tandasnya. (Mong)
