JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten Bogor terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan layanan publik berbasis inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Hal ini terlihat saat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, menyambut tim validasi dari Kementerian Dalam Negeri dan Kemenko Polhukam yang melakukan peninjauan langsung terhadap dua program unggulan Pemkab Bogor di Dinas Ketahanan Pangan, Cibinong, pada Selasa (18/11).
Tim tersebut melakukan verifikasi terhadap dua inovasi utama, yaitu aplikasi NGUPAHAN yang diterapkan di Dinas Ketahanan Pangan (DKP), serta SiGardaMas yang diimplementasikan di RSUD Dr. K.H. Idham Chalid Ciawi.
Baca Juga:Tanque Mantap Jaga Tren Positif Persib, Hodak Bongkar Kondisi Terbaru Adam Alis dan BarbaHarga Tak Sesuai Performa, Benjamin Sesko Diragukan!
Menurut Ajat, Pemkab Bogor tidak melakukan persiapan khusus untuk penilaian ini, karena kedua inovasi tersebut sudah berjalan organik, sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
“Kami tidak melakukan persiapan khusus, karena keseharian kami memang seperti ini. Inovasi bukan hanya dibuat untuk lomba, tetapi karena memang dibutuhkan masyarakat,” ujarnya, Selasa (18/11).
Dalam penjelasannya, Ajat menambahkan bahwa luasnya wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki sekitar enam juta penduduk menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan yang lebih baik.
Salah satunya adalah NGUPAHAN, sebuah aplikasi yang mempermudah pengelolaan pangan berkelanjutan dan meningkatkan akses layanan hingga ke daerah pelosok.
“Rentang kendali Kabupaten Bogor ini sangat luas. Kadang pergi ke titik tertentu bisa lebih jauh daripada ke Bandung. Karena itu, aplikasi NGUPAHAN sangat membantu, terutama bagi daerah-daerah pelosok,” jelasnya.
Selain NGUPAHAN, Ajat juga memaparkan keberhasilan program Taman B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) yang kini telah diterapkan di 40 kecamatan.
Program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian indikator Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam pengurangan limbah pangan.
Baca Juga:Guru DKV SMKN 3 Cimahi Ciptakan 'Simanis', Teknologi yang Menyatukan Data dan Mengubah Budaya SekolahBojan Hodak Kembali ke Bandung, Jawab Rumor Latih Timnas Indonesia!
Saat ini, Kabupaten Bogor berhasil menekan tingkat food waste hingga hanya 4 persen dari total sampah domestik yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Alhamdulillah, sampah makanan yang masuk ke TPA hanya 4 persen. Ini bukti bahwa perubahan perilaku masyarakat mulai terbentuk,” ungkapnya.
Ajat juga menegaskan pentingnya transparansi dalam penjelasan kepada tim validasi. Ia mengingatkan agar setiap perangkat daerah memberikan penjelasan yang jujur dan apa adanya, termasuk terkait inovasi SiGardaMas di RSUD Idham Chalid, yang berfokus pada penguatan respons darurat dan jejaring rujukan kesehatan berbasis masyarakat.
