Penyebab Batu Raksasa Berjatuhan di Lembang, Begini Penjelasan dari Badan Geologi!

Penyebab Batu Raksasa Berjatuhan di Lembang, Begini Penjelasan dari Badan Geologi!
Petugas BPBD Bandung Barat menunjukan lokasi tebing di kawasan Gunung Batu, Lembang, tempat terjadinya jatuhan batu berukuran besar. Senin (10/11). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Badan Geologi mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Batu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), untuk waspada terhadap potensi jatuhan batu susulan.

Imbauan ini disampaikan setelah batu berukuran besar terlepas dari tebing curam tanpa adanya hujan atau gempa pemicu.

Berdasarkan kajian Badan Geologi, tebing Gunung Batu tersusun oleh batuan vulkanik yang telah mengalami retakan dan pelapukan, sehingga berada dalam kondisi mendekati batas kestabilan atau limit equilibrium.

Baca Juga:Bikin Panik! Tiga Batu Raksasa Jatuh dari Gunung Batu LembangUji Coba Angkot Listrik, Mulai Melayani Jalur Gunung Batu-Stasiun Bandung

Kepala Badan Geologi, M. Wafid A.N., menjelaskan bahwa lokasi kejadian berada di lereng terjal dengan kemiringan lebih dari 60 derajat.

“Kami temukan bidang rekahan yang memanjang sejajar lereng, menunjukkan adanya potensi pelepasan blok batuan. Kondisi ini menandakan batuan sudah berada dalam keadaan labil,” kata Wafid dalam keterangan resminya.

Menurutnya, peristiwa tersebut termasuk dalam gerakan massa batuan tipe jatuhan atau biasa disebut rockfall. Pemicu utama kemungkinan berasal dari kelemahan internal batuan akibat pelapukan alami, yang kemudian diperparah oleh getaran kecil atau mikro-gempa lokal yang tidak tercatat dalam sistem monitoring utama.

“Selain itu, perubahan suhu dan pelapukan berulang di permukaan batuan juga dapat memperlemah struktur tebing, menyebabkan blok batuan mudah terlepas,” tambahnya.

Wafid menuturkan, wilayah di bawah tebing Gunung Batu memiliki risiko tinggi terhadap jatuhan batu lanjutan, terutama pada musim peralihan atau ketika terjadi getaran ringan.

“Sejumlah jalan dan bangunan warga yang berada di kaki tebing berpotensi terpapar bahaya serupa,” ujarnya.

Untuk mengurangi risiko, Badan Geologi merekomendasikan beberapa langkah antisipatif, antara lain pemasangan jaring kawat pengaman dan pagar penahan batu (rockfall barrier) di kaki tebing, pembatasan aktivitas serta pembangunan di zona rawan, dan edukasi masyarakat mengenai tanda-tanda awal munculnya retakan baru dan pelapukan lereng.

Baca Juga:Tantang Tebing Curam, Siswa Paskibra Kibarkan Sang Saka Merah Putih Raksasa di Gunung Batu LembangGunung Batu, Laboratorium Alam di Jantung Patahan Lembang

“Selain itu, diperlukan monitoring mikro-seismik untuk mendeteksi potensi getaran pemicu di kawasan Sesar Lembang,” sambungnya.

Wafid menegaskan, fenomena jatuhan batu di Gunung Batu merupakan proses alami yang lazim terjadi di daerah dengan kondisi geologi labil. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas di sekitar tebing curam.

0 Komentar