“Penyerapan tenaga kerja malah banyak didorong dari sektor perdagangan, pertanian dan makan minum. Sektor industri ini terbesar tapi daya ungkit tenaga kerjanya rendah sekali,” imbuhnya.
Menurut Acuviarta, sektor industri saat ini memang telah cukup berkembang. Tidak sedikit tenaga kerja di sektor itu mulai digantikan dengan mesin. “Sekarang sektor industri cenderung padat modal. Misal industri kendaraan bermotor, tapi industri tekstil atau alas kaki nampaknya kian lesu,” tuturnya.
Anomali berikutnya juga di sektor konstruksi. Sektor ini juga terbilang berkontribusi besar dalam perekonomian Jabar. Kontribusi PDRB nya ada di 8,39 persen. Namun dari sisi serapan tenaga kerja juga kurang bertenaga.
Baca Juga:Susahnya Hidup Sehat di Era MedsosKorban Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Meningkat Jadi 54 Orang, Kapolda Metro Jaya Turun Tangan
“Apalagi Pemprov kan tengah menggenjot anggaran infrastruktur. Mestinya ada kegiatan ada tenaga kerja yang dilibatkan,” tandasnya. (son/dam/zar)
