JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi kini serius menaruh perhatian pada kesehatan mental aparatur sipil negara (ASN), sebagai langkah strategis menjaga kualitas pelayanan publik di tengah tekanan kerja yang tinggi.
Dalam seminar bertajuk “ASN Tangguh, Pelayanan Prima”, ratusan ASN dari tingkat kota hingga kelurahan mengikuti tes psikologis dan evaluasi mental, untuk mengukur ketahanan psikologis sekaligus kesiapan mereka dalam menghadapi tuntutan pelayanan masyarakat yang intens.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menegaskan bahwa mental yang stabil adalah fondasi utama ASN untuk memberikan layanan prima. ASN dengan ketenangan jiwa akan lebih sabar, ramah, dan profesional dalam menghadapi masyarakat.
Baca Juga:Bukan Sekadar Keberuntungan, Ini Rahasia Hodak Bawa Persib Taklukkan Selangor FCMBG Sasar 6,3 Juta Penerima di Jateng, Wapres Gibran dan Gubernur Luthfi Tinjau Langsung ke Sekolah
“Hari ini Pemerintah Kota Cimahi melalui BKPSDM mengadakan seminar psikologi kesehatan bagi ASN. Alhamdulillah, dihadiri sekitar 600 orang, mulai dari Pemkot Cimahi sampai pemerintahan di tingkat kelurahan,” ujar Ngatiyana dihadapan awak media di Aula A Pemkot Cimahi, Jum’at (7/11/25).
Ngatiyana menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa. Tujuannya adalah memetakan kondisi psikologis ASN setelah menghadapi tekanan kerja yang panjang, sehingga langkah pembinaan bisa tepat sasaran.
“Ini gunanya untuk mengetes sampai di mana mental ASN. Apakah selama bertugas terganggu mentalnya, terganggu psikologinya? Kita hadirkan narasumber dari Universitas Jenderal Achmad Yani agar bisa diketahui tingkat kesehatannya,” jelasnya.
Hasil dari seminar dan tes psikologi ini akan menjadi dasar pembinaan kepegawaian. ASN yang menunjukkan tanda kelelahan mental akan mendapat penyesuaian beban kerja atau pendampingan khusus.
“Kalau ada yang karena beban kerja berat lalu mentalnya terganggu, jangan ditempatkan di posisi yang makin berat. Kalau terus dipaksa, bisa sampai gangguan jiwa. Ini penting supaya ASN tetap semangat dan tidak terganggu mentalnya,” tuturnya.
BKPSDM diminta lebih jeli melihat perubahan perilaku ASN sebagai indikator awal adanya gangguan psikologis. ASN yang perilakunya mulai berbeda akan dipindahkan ke pekerjaan lebih ringan, sekaligus diberikan pendekatan komunikatif agar mentalnya tetap terjaga.
“Kalau perilakunya sudah mulai berbeda, berarti harus kita pindahkan ke pekerjaan yang lebih ringan. Itulah pentingnya seminar ini,” lanjutnya.
