Sementara itu, Dosen Fakultas dan Bisnis Universitas Indonesia Surjadi menyoroti pentingnya dimensi social dalam keberlanjutan industri sawit. Pembangunan ekonomi tidak boleh terlepas dari kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.
“Petani swadaya memegang peranan penting, namun banyak dari mereka hanya memiliki 2-3 hektare lahan dan menghadapi keterbatasan akses terhadap pupuk serta pendanaan,” katanya.
Ia juga menekankan, perlu adanya pendampingan kelompok petani agar bisa beroperasi secara efisien dan mendapatkan nilai tambah dari hasil panen.
Baca Juga:Jelang Libur Panjang Nataru 2025, Menteri PU Pastikan Berikan Diskon Tarif Tol Bagi Masyarakat Ciptakan 858 Inovasi, Jawa Tengah Masuk Nominator IGA 2025 Kategori Provinsi Sangat Inovatif
Idealnya, petani membentuk kelompok dan didampingi oleh perusahaan besar atau pemerintah agar memiliki posisi tawar yang lebih baik.
Tidak hanya itu, Surjadi juga menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap buruh perkebunan sawit. Menurutnya, buruh adalah bagian dari ekosistem sawit yang berhak mendapatkan penghidupan layak dan status kerja formal.
