Pemkab Bandung Barat Libatkan Badan Geologi Teliti Pergeseran Tanah di Rongga

Pemkab Bandung Barat Terjunkan Badan Geologi Teliti Pergeseran Tanah di Rongga
Petugas gabungan tengah membantu mengevakuasi korban terdampak bencana longsor di Kecamatan Rongga, Bandung Barat. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

“Kalau muncul retakan baru, genangan air tak wajar, atau suara gemuruh dari lereng, segera lapor ke aparat desa atau posko BPBD,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pergeseran tanah disertai longsor melanda Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin (3/11/2025) sore. Sedikitnya 42 kepala keluarga (KK) terdampak dan terpaksa meninggalkan rumah mereka demi keselamatan.

Kepala Desa Sukamanah, Jajang, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah pegunungan selatan Bandung Barat sejak akhir pekan lalu menjadi pemicu utama bencana.

Baca Juga:Bellingham Cetak Sejarah Baru di Liga Champions, Lewati Rekor Legenda Real MadridCristiano Ronaldo Jagokan Arsenal Juara Premier League Musim Ini!

“Kampung Nendeut menjadi wilayah yang paling parah terdampak. Tanah di kawasan itu bergeser secara perlahan hingga menyebabkan puluhan rumah warga retak dan miring,” ujar Jajang saat dikonfirmasi, Selasa (4/11/2025).

Pasca bencana, fondasi sejumlah bangunan di Kampung Nendeut ikut terangkat, bahkan beberapa pintu rumah tak lagi bisa ditutup karena posisi lantai sudah tidak sejajar. “Warga akhirnya memilih mengungsi setelah pergerakan tanah terus terjadi setiap hari,” tambahnya.

Pemerintah desa segera mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman begitu tanda-tanda pergeseran tanah semakin parah. “Kami mengutamakan keselamatan warga. Sebagian besar kini sudah mengungsi ke rumah kerabat dan fasilitas umum yang kami siapkan,” kata Jajang.

Ia menjelaskan, kejadian serupa pernah terjadi sekitar lima tahun lalu di titik yang sama. Saat itu pemerintah telah berupaya menahan pergerakan tanah dengan membuat terasering dan memperkuat lereng. Namun, daya tahannya kini menurun.

“Dulu sempat aman setelah ada penanganan, tapi tampaknya kekuatan penyuntikan hanya bertahan lima tahun. Sekarang tanahnya mulai bergerak lagi,” ungkapnya.

Selain di Kampung Nendeut, bencana juga terjadi di Kampung Ekek. Tebing setinggi puluhan meter di wilayah tersebut longsor dan menghancurkan dua rumah warga. Rumah milik Oha dan Rosadi rata dengan tanah setelah tertimbun material longsoran dari atas bukit.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu karena penghuni rumah sempat menyelamatkan diri lebih dulu. “Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada BPBD Bandung Barat. Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi jangka panjang untuk menstabilkan kembali tanah di wilayah rawan,” kata Jajang.

0 Komentar