“Ada beberapa atlet yang semula kami harapkan bisa memperkuat tim, tetapi karena mutasi, mereka tidak bisa ikut serta. Ini terutama dialami pada atlet perempuan,” ujarnya.
Selain persoalan regenerasi, Adang juga menyinggung soal klasik yang kerap dihadapi banyak cabang olahraga, yaitu keterbatasan pendanaan.
“Masalah pendanaan itu klasik. Seluruh KONI se-Jawa Barat, bahkan di seluruh Indonesia, juga mengalami efisiensi anggaran. Namun, kami tetap berkomitmen untuk memaksimalkan potensi yang ada,” tuturnya.
Baca Juga:Lewat Eksibisi Muaythai, Cimahi Siapkan Loncatan Emas Menuju Porprov 2026AFKOT Cimahi Bangkit! Tim Futsal Putri Lolos ke PORPROV XV Jabar 2026
Adang menekankan pentingnya soliditas antaranggota pengurus dan atlet. Menurutnya, keberhasilan PGI Cimahi bukan hanya milik pengurus atau pemerintah, tetapi juga menjadi kehormatan bagi para atlet itu sendiri.
“Keberhasilan PGI bukan hanya untuk pengurus atau KONI, tapi untuk Anda sendiri sebagai atlet. Karena itu, saya tekankan agar semua mengikuti arahan pelatih dan manajer, baik saat latihan maupun di BK. Kalau semua komitmen dan tekun, insyaallah hasilnya akan mengikuti,” ujarnya penuh keyakinan.
Mengenai target di BK, Adang menegaskan bahwa PGI Cimahi menargetkan hasil yang realistis namun kompetitif.
“Target yang sudah dirumuskan oleh manajer dan pelatih jelas, minimal meraih perak. Itu langkah awal yang harus diwujudkan sebelum berbicara lebih jauh soal emas di Porprov nanti,” katanya.
Dengan total delapan atlet yang diturunkan tiga putri dan lima putra serta dukungan dari manajer dan official, PGI Cimahi menatap Porprov 2026 dengan semangat baru.
Bagi Adang, pencapaian di ajang ini bukan hanya tentang medali, melainkan juga pembuktian bahwa olahraga golf Cimahi memiliki daya saing tinggi meski berasal dari kota kecil. (Mong)
