Sebelumnya, ada laporan bahwa FAM mengakui terdapat kesalahan teknis dalam pengajuan dokumen pemain naturalisasi, namun FIFA menilai bahwa kesalahan tersebut telah melewati batas administratif biasa dan masuk kategori manipulasi serius.
Kasus ini juga sempat menarik perhatian dari AFC (Asian Football Confederation) yang meminta agar kasus naturalisasi Malaysia tersebut selesai sebelum Maret 2026, agar tidak mengganggu jalannya kompetisi regional.
Dengan penolakan banding ini, maka putusan dan sanksi yang telah dijatuhkan oleh Komite Disiplin FIFA otomatis mulai berlaku dan masa larangan pemain serta pembayaran denda harus ditaati tanpa pengurangan.
Baca Juga:Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Gantung Diri di Flyover Pasupati, Saksi Sempat Lihat Hendak TerjunEkonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat
Untuk FAM, sanksi denda sebesar 350.000 CHF bukan hanya beban finansial, tetapi juga reputasi yang tercoreng karena dinyatakan melakukan pelanggaran serius terhadap regulasi FIFA.
Bagi para pemain, larangan 12 bulan berarti mereka tidak boleh terlibat dalam latihan, pertandingan, pendaftaran klub ataupun aktivitas resmi lainnya yang berkaitan dengan sepak bola. Krisis ini bisa berdampak besar terhadap karier mereka.
Para pemain sekarang memiliki pilihan untuk mengajukan banding ke CAS dalam jangka waktu yang ditetapkan, namun jika banding ditolak, maka sanksi akan tetap berlaku dan bisa menjadi preseden bagi kasus-serupa di masa depan.
Keputusan ini mengirim pesan kuat ke federasi, klub dan pemain di seluruh dunia: manipulasi dokumen, termasuk naturalisasi yang tidak sah atau pengajuan yang direkayasa, akan dikenai sanksi tegas.
Dalam catatan FIFA, pelanggaran Pasal 22 FDC meliputi pemalsuan atau rekayasa dokumen, dan tindakan semacam itu dianggap serius karena merusak kejujuran dan transparansi dalam hubungan federasi, pemain dan kompetisi.
