Banjir Lagi, Dayeuhkolot Lumpuh! Warga: Sudah Capek, Tapi Mau Gimana Lagi? 

Arus lalu lintas di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, tepatnya di depan Pasar Dayeuhkolot, kembali te
Arus lalu lintas di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, tepatnya di depan Pasar Dayeuhkolot, kembali tersendat akibat banjir setinggi sekitar 60 sentimeter yang menggenangi wilayah tersebut, Senin (3/11/2025). Foto Agi
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Arus lalu lintas di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, tepatnya di depan Pasar Dayeuhkolot, kembali tersendat akibat banjir setinggi sekitar 60 sentimeter, Senin (3/11/2025).

Genangan air tersebut muncul setelah hujan deras mengguyur wilayah Bandung sejak Minggu (2/11) sore. Tingginya intensitas hujan membuat Sungai Citarum meluap dan merendam ruas jalan utama penghubung Dayeuhkolot–Bandung.

Pantauan di lapangan, hanya kendaraan besar seperti truk yang masih bisa melintas di jalur tersebut. Sementara kendaraan kecil dan sepeda motor tampak melaju perlahan dengan kecepatan terbatas. Tak sedikit pengendara motor yang nekat menerobos banjir justru mogok di tengah jalan.

Baca Juga:7 Rekomendasi Motor Listrik yang Bisa Terobos Banjir, Nomor 3 Lagi Viral di Sosmed!Bupati Bandung Pastikan Warga Terdampak Banjir Bojongsoang dan Baleendah Dapat Penangan Cepat

Bagi warga sekitar, kondisi ini sudah menjadi rutinitas setiap musim hujan. Oyong Sataria (60), warga Kampung Bolero, mengaku air mulai naik sejak Sabtu.

“Minggu sempat surut karena disedot, tapi air datang lagi tadi subuh. Biasanya ada penyedotan, cuma kayaknya Citarumnya masih tinggi jadi belum dilakukan,” ujar Oyong.

Meski rumahnya kini aman berkat adanya polder air, Oyong mengaku lelah menghadapi banjir yang tak kunjung usai.

“Kalau dibilang bosan ya bosan, sudah capek. Tapi mau gimana lagi. Solusinya sungainya dibeton dan kalau bisa ditambah lagi poldernya,” tambahnya.

Tak hanya warga, para pedagang kecil pun turut terdampak. Syarifulloh (57), penjual es doger asal Baleendah, mengatakan banjir membuat pendapatannya turun drastis.

“Kalau banjir segini mah selutut masih bisa lewat, tapi kalau lebih parah ya libur aja. Pendapatan jelas menurun, biasanya sehari bisa Rp600 ribu, kalau banjir gini paling Rp100 atau Rp200 ribu,” tuturnya.

Ia juga menyebut, banjir di Dayeuhkolot kini terasa lebih sering dan parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga:

“Dulu mah yang parah itu di daerah Andir Baleendah, sekarang malah kebalik. Sekarang Dayeuhkolot yang paling parah,” katanya.

Selain menghambat aktivitas warga, banjir juga membuat sejumlah kios dan toko di sekitar pasar terpaksa tutup karena air sudah masuk ke dalam bangunan.

Warga berharap pemerintah segera mempercepat penanganan banjir, agar aktivitas ekonomi di kawasan Dayeuhkolot bisa kembali normal.

0 Komentar