JABAR EKSPRES – Di tengah upaya memperkuat ketahanan pangan dan menekan angka stunting, Dapur Umum SPPG Citeureup 3 menjadi salah satu simpul penting dalam distribusi makanan bergizi bagi masyarakat rentan di Kota Cimahi. Sejak 1 September 2025, dapur ini telah beroperasi setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan bergizi yang diperuntukkan bagi anak sekolah, santri, balita, serta ibu hamil dan menyusui.
Kepala SPPG Citeureup 3, Muhammad Rian Ferdiansyah, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan program Makanan Bergizi (MBG) yang difokuskan untuk tujuh kelompok penerima manfaat.
“Kami menyiapkan paket MBG untuk tujuh sasaran penerima manfaat, di antaranya pesantren, SD, SMP, juga posyandu untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Totalnya sekitar 3.500 porsi per hari,” ujarnya, Sabtu (1/11/25).
Baca Juga:Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Gantung Diri di Flyover Pasupati, Saksi Sempat Lihat Hendak TerjunEkonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat
Ia memastikan seluruh proses produksi makanan dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dari Badan Gizi Nasional (BGN).
“Aturan dari BGN kami tempel sehingga pegawai semua membaca sebelum bekerja dan selalu diingatkan secara berkala. Mereka juga harus menjaga kebersihan diri, termasuk menggunakan pakaian khusus di dapur,” katanya.
Rian menambahkan, dapur umum tersebut telah memenuhi standar layak higiene sanitasi (SLHS) dan seluruh tenaga kerja telah bersertifikat penjamah makanan.
“Sudah ada SLHS, pegawai kami 47 orang juga sudah punya sertifikat penjamah makanan. Kemarin juga ada pelatihan dari Dinkes Kota Cimahi. Mereka dari warga sekitar dengan latar belakang kebanyakan ibu rumah tangga dan pekerja serabutan,” imbuhnya.
Meski demikian, ia tak menampik adanya sejumlah kendala dalam operasional harian.
“Sejauh ini belum ada komplain dari penerima manfaat, namun kendala teknis di dapur itu pasti ada saja. Misalnya, pengiriman telat karena bahan baku kurang. Alhamdulillah bisa teratasi karena lokasi dekat Pasar Atas, jadi kekurangan bisa segera dikejar,” tuturnya.
Rian memastikan pengawasan mutu dan keamanan pangan menjadi prioritas utama.
“Untuk bahan baku kami kerja sama dengan pedagang dari Pasar Atas. Penyimpanan ada gudang khusus, dan bahan basah seperti daging disimpan di freezer dengan pengaturan suhu sesuai ketentuan dari BGN. Kami berupaya menjaga kualitas makanan agar semua anak-anak aman mengonsumsinya,” tandasnya. (Mong)
