Sentuhan Panas Bumi Menyajikan Kopi Kamojang hingga Mendunia

Kopi
Petani dan pekerja Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang memeriksa kualitas biji kopi saat pengeringan menggunakan teknologi rumah kering panas bumi di Desa Laksana, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). (ANTARA/Feri Purnama)
0 Komentar

GARUT – Suara desisan uap panas bumi seringkali terdengar jelas oleh orang yang sedang berada di sekitar kawasan pembangkit listrik tenaga panas bumi di kawasan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, daerah perbatasan Kabupaten Garut dengan Bandung, Jawa Barat.

Suara itu keluar dari lubang pipa tekanan uap panas bumi yang dimanfaatkan untuk penggerak turbin hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik. Pembangkit listrik itu beroperasi sejak 1983.

Sejak 2023, panas bumi di sana memberikan manfaat baru bagi pebisnis kopi. Sumber panas itu digunakan untuk proses pengeringan ceri kopi dengan teknologi rumah pengeringan panas bumi.

Baca Juga:Sumpah "Sehat” Pemuda 6.0Menko PMK: Stunting dan TBC jadi Permasalahan Mendasar Kesehatan

PT PGE Area Kamojang membangun ruang tempat pengeringan kopi energi panas bumi sebagai bagian dari program CSR di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung.

Pertamina memanfaat

Suara desisan uap panas bumi seringkali terdengar jelas oleh orang yang sedang berada di sekitar kawasan pembangkit listrik tenaga panas bumi di kawasan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, daerah perbatasan Kabupaten Garut dengan Bandung, Jawa Barat.

Suara itu keluar dari lubang pipa tekanan uap panas bumi yang dimanfaatkan untuk penggerak turbin hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik. Pembangkit listrik itu beroperasi sejak 1983.

Sejak 2023, panas bumi di sana memberikan manfaat baru bagi pebisnis kopi. Sumber panas itu digunakan untuk proses pengeringan ceri kopi dengan teknologi rumah pengeringan panas bumi.

PT PGE Area Kamojang membangun ruang tempat pengeringan kopi energi panas bumi sebagai bagian dari program CSR di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung.

Pertamina memanfaatkan uap buangan sebagai sumber panas alternatif pertama di dunia untuk proses pengeringan ceri kopi secara efisien dan ramah lingkungan, serta mendukung ekonomi sirkular berbasis energi bersih.

Di sana terdapat dua bangunan sederhana tak berdinding kayu, baja ringan, dan plastik bening penutup ruangan agar kedap udara. Tapi cahaya matahari tetap bisa menembus ruangan yang dilengkapi perangkat pengatur suhu ruangan agar bisa diatur antara 33 sampai 50 derajat celcius,

Baca Juga:Wapres Ikut Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas MentengPanglima TNI Pastikan Pengawasan Melekat untuk Hindari Keracunan MBG

Tempat tersebut mampu mengeringkan 6 ton ceri kopi yang beroperasi 24 jam dengan kemampuan proses pengeringan tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan cara lama penjemuran konvensional memanfaatkan panas matahari.

0 Komentar