JABAR EKSPRES – Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, menegaskan kembali pentingnya mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah gagasan strategis yang pertama kali diperkenalkan oleh mendiang Shinzo Abe.
Pernyataan ini disampaikannya dalam KTT Jepang-ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur pada Minggu.
Dalam pidato pembukaannya, Takaichi menyoroti bahwa Jepang dan ASEAN telah lama menjadi mitra terpercaya, dengan hubungan erat yang terjalin melalui berbagai bentuk kerja sama lintas sektor.
Baca Juga:Kang DS Harap Opsen PKB dan BBNKB Dapat Maksimalkan Kontribusi terhadap PAD yang Belum Capai TargetAlexander Zverev Pastikan Tiket ke ATP Finals 2025 di Turin
Ia menambahkan bahwa Jepang akan terus mendukung Pandangan ASEAN mengenai Indo-Pasifik sebagai bagian dari komitmennya untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran kawasan.
“Jepang menganjurkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan secara konsisten mendukung Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik,” ujarnya.
Kunjungan ini menjadi perjalanan internasional pertama Takaichi sejak resmi menjabat sebagai perdana menteri. Ia menekankan pentingnya memperkuat kemitraan strategis dan meningkatkan kolaborasi regional, terutama dengan mempertimbangkan meningkatnya ketegangan maritim yang melibatkan China.
Menurut Takaichi, negara-negara Asia Tenggara memegang peran vital dalam keamanan dan ekonomi global karena posisinya yang strategis di jalur perdagangan internasional serta potensi pertumbuhan ekonomi yang pesat. Oleh karena itu, Jepang berkomitmen untuk mempererat hubungan dengan kawasan tersebut.
Selain itu, Takaichi mengungkapkan rencana Jepang untuk memperluas bantuan keamanan resmi kepada negara-negara ASEAN serta membangun kerangka kerja kecerdasan buatan (AI) yang transparan dan dapat dipercaya, demi mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan.
Ia juga menyampaikan harapan agar dapat menjalin hubungan yang stabil dengan para pemimpin dunia, menyusul masa jabatan singkat pendahulunya, Shigeru Ishiba, yang hanya berlangsung lebih dari satu tahun.
Pada hari yang sama, Takaichi turut menghadiri KTT Komunitas Nol Emisi Asia, sebuah inisiatif dekarbonisasi yang diprakarsai Jepang. Pertemuan tersebut juga diikuti oleh Australia dan sembilan negara anggota ASEAN, kecuali Myanmar dan Timor Leste.
Baca Juga:WHO: Gaza Butuh Rp116 Triliun untuk Bangun Kembali Sistem KesehatanPBB Desak Israel Patuhi Hukum Internasional dan Fasilitasi Bantuan ke Gaza
Setelah menyelesaikan agenda di Kuala Lumpur, Takaichi dijadwalkan kembali ke Tokyo pada Senin untuk menyambut kunjungan Presiden AS Donald Trump. Dalam pembicaraan telepon sebelumnya pada Sabtu, keduanya sepakat untuk memperkuat aliansi strategis antara Jepang dan Amerika Serikat.
