JABAR EKSPRES – Timnas Indonesia saat ini tidak memiliki pelatih, usai Patrick Kluivert ditendang karena tak mampu membawa penampilan yang apik di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Nama Shin Tae-yong (STY) kembali muncul dan dinilai sangat cocok untuk kembali menukangi Timnas Indonesia setelah dipecat di akhir tahun lalu.
Namun sayang seribu sayang, Timnas Indonesia dipastikan 100% tidak akan kembali berada di bawah asuhan STY dan bahkan disuruh untuk move on oleh Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI.
Baca Juga:Fix Bukan STY! Ini Nama-nama Potensial Calon Pelatih Timnas Indonesia yang Baru, Siapa Saja?Move On! Timnas Indonesia Mustahil CLBK sama STY, Ternyata Ini Alasannya
Erick Thohir berupaya untuk mencari sosok pelatih yang lebih baik dari Patrick Kluivert dan juga STY, pasalnya kedua pelatih memiliki kekurangan masing-masing.
Untuk menilai kualitas pelatih, beberapa parameter penting adalah hasil pertandingan (menang/kalah), kestabilan performa, perkembangan pemain dan tim, serta kemampuan adaptasi terhadap kultur sepak bola Asia.
Siapa Kandidat yang Cocok?
Dari kriteria tersebut, satu nama yang menonjol adalah Paulo Bento (Portugal). Berikut alasannya:
Bento memiliki rekam jejak melatih di Asia: ia pernah menukangi Korea Selatan dan Uni Emirat Arab — dua tim Asia dengan kultur berbeda.
Ia dikenal menerapkan taktik modern, penguasaan bola, dan perkembangan pemain muda.
Melihat catatan Shin & Kluivert: Shin punya hasil signifikan namun belum membawa trofi besar, Kluivert punya catatan negatif dalam kualitas tim. Bento berpotensi menggabungkan hasil dan kestabilan yang belum konsisten di era sebelumnya.
Namun merekrut pelatih seperti Bento bukan tanpa tantangan. Karena perlu adaptasi, hal ini penting agar pelatih memahami karakter sepak bola Indonesia, tekanan media, dan karakter pemain muda-naturalisasi.
Baca Juga:Simulasi KUR BRI 2025 dengan Pinjaman Rp10–Rp150 Juta: Cek Syarat, Bunga, dan CicilannyaKUR Mandiri 2025 Sediakan Pinjaman Rp200 Juta, Ini Rincian Cicilan dan Syarat agar Cepat Cair
Juga waktu: yang diberikan, Bento harus diberikan ruang untuk membangun sistem, bukan hanya “masuk, hasil cepat, keluar”. Serta perlu adanya dukungan dari sisi Infrastruktur, pembinaan pemain muda, dan manajemen harus sinkron agar pelatih bisa bekerja maksimal.
Jika semua berjalan, maka Indonesia berpotensi naik ke level yang lebih baik dari era Shin dan menghindari jitakan melemah yang terjadi di era Kluivert.*
