Air Tanah vs Air Gunung untuk Minum: Fakta Menarik dan Mana yang Lebih Layak?

Air Tanah vs Air Gunung untuk Minum: Fakta Menarik dan Mana yang Lebih Layak?
Air Tanah vs Air Gunung untuk Minum: Fakta Menarik dan Mana yang Lebih Layak? (Pixabay)
0 Komentar

JABAR EKSPRES -Dalam beberapa waktu belakangan ini salah satu produsen air minum dalam kemasan (AMDK) dengan nama AQUA tengah hangat jadi perbincangan.

Hal tersebut berawal dari sidak yang dilakukan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat ke salah satu tempat produksi AQUA.

Dedi alias KDM saat mengetahui bahwa ternyata air yang digunakan oleh AQUA bukan berasal dari air gunung atau pegunungan sebagaimana klaim dalam iklan, melainkan menggunakan air tanah.

Baca Juga:Ramai Soal Hasil Sidak KDM ke AQUA, Ini Perbedaan Air Gunung vs Air Tanah, Mana yang Lebih Baik?Prediksi Line Up 11 Pertama Persib vs Selangor FC, Akankah Bojan Hodak Lakukan Perombakan?

Di sisi lain, air minum selalu menjadi topik penting terutama ketika kita mendengar klaim seperti “air gunung asli”.

Namun, kenyataannya situasinya lebih rumit: baik air tanah maupun air gunung memiliki keunggulan dan potensi risiko masing-masing.

Apa Itu Air Tanah & Air Gunung?

Air tanah adalah air yang tersimpan di dalam aquifer lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan yang menyimpan air. Pengambilannya biasanya melalui sumur bor atau sumur dangkal.

Air gunung (spring water atau mata air pegunungan) adalah air yang muncul secara alami dari lereng bukit atau gunung karena tekanan dalam batuan atau aliran geologis.

Namun penting dicatat: banyak “air gunung” yang sebenarnya merupakan variasi dari air tanah hanya berbeda lokasi dan proses naik ke permukaan.

Temuan Riset: Kualitas dan Risiko

Air Gunung / Mata Air:

Studi di kawasan pegunungan Himalaya menemukan bahwa dari 39 mata air yang diuji, beberapa sudah masuk kategori sangat buruk dan tidak layak minum—terutama karena kontaminasi biologis dan perubahan musim.

Penelitian di daerah karst di Tiongkok (hongjiadu basin) menunjukkan 28% mata air mengalami kontaminasi berat seperti nitrat, besi dan sulfat di atas standar air minum—menunjukkan bahwa keberadaan di wilayah “alami” tidak menjamin kemurnian otomatis.

Baca Juga:Prediksi Skor Persib vs Selangor FC, Maung Bandung di Atas Kertas Bisa MenangAmplop DANA Kaget Rp10.000, Rezeki Kecil yang Bisa Diklaim Rabu Malam Ini

Studi di Jordan menunjukkan sebagian besar mata air memenuhi standar WHO, tapi terdapat variasi tergantung aktivitas manusia di hulu.

Air Tanah / Sumur Bor:

Studi di Makassar (Indonesia) mengevaluasi kualitas air tanah pada kedalaman 30 m dan 100 m. Ternyata banyak air tanah yang layak minum jika melalui pengambilan yang tepat dan kontrol kualitas dilakukan.

0 Komentar