JABAR EKSPRES – Program Rereongan Sapoe Sarebu yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mulai diterapkan di berbagai sekolah menengah atas. SMAN 12 Bandung menjadi salah satu sekolah yang telah meluncurkan program itu sejak pekan lalu.
Kepala SMAN 12 Bandung, Enok Nurjanah, mengatakan peluncuran program dilakukan bersamaan dengan kegiatan upacara bendera pada Senin pekan lalu.
“Terkait program Rereongan Sapoe Sarebu sudah dilaunching pada hari Senin minggu kemarin setelah melaksanakan upacara, kita langsung launching Rereongan Sapoe Sarebu,” kata Enok kepada Jabar Ekspres di SMAN 12 Bandung, Senin (20/10).
Baca Juga:Krisis Kepercayaan, Jepang Pertimbangkan Tinggalkan AFC dan Bentuk Federasi BaruLouis van Gaal Takkan Latih Timnas Indonesia!
Enok menjelaskan, pelaksanaan program tersebut melibatkan seluruh unsur sekolah, mulai dari guru, tenaga tata usaha, hingga siswa. “Dan itu melibatkan Bapak Ibu Guru, Tata Usaha, maupun siswa. Sebelumnya di SMA 12 Bandung itu sudah ada program ini. Cuma nama di kami adalah GPS, Gerakan Peduli Siswa,” ujarnya.
Menurut Enok, Gerakan Peduli Siswa sudah lama dijalankan di sekolahnya dengan pola infak tiga kali seminggu. Kini, setelah adanya program Rereongan Sapoe Sarebu, pola itu berubah menjadi infak seribu rupiah setiap hari.
“Dan itu ada istilahnya infaknya itu seminggu tiga kali. Setelah ada launching Sapoe Sarebu sekarang jadi setiap hari satu orang satu ribu,” kata Enok.
Meski demikian, dia menegaskan program ini bersifat sukarela. “Tapi itu pun dalam sosialisasi kami menjelaskan bahwa tidak diwajibkan. Dalam arti tidak wajib semua itu harus satu orang satu ribu. Itu kembali lagi ke kemampuan siswa masing-masing,” tegasnya.
Dana yang terkumpul, kata Enok, digunakan untuk membantu siswa yang membutuhkan. Dia memastikan, hal itu sudah diinformasikan kepada para siswa. Perihal peruntukan Rereongan Sapoe Sarebu yang sudah berjalan satu minggu ini.
“Peruntukannya sama dengan sebelumnya yang kita ada program GPS itu, bahwa itu adalah dari siswa untuk siswa,” ujarnya.
Bantuan biasanya diberikan untuk kebutuhan seperti seragam dan transportasi. Transparansi penggunaan dana menjadi bagian dari sistem pengelolaan di sekolah tersebut.
Baca Juga:Sekda Jateng Serukan Makan Makanan Sehat dan BerkualitasGeliatkan Pariwisata Jateng, 1.000 Peserta Ramaikan Slamet Trail Run 2025
“Pengelolaannya kami setiap sebulan sekali itu dilaporkan kepada siswa. Jadi saldonya berapa, diperuntukkan untuk apa, pengeluarannya apa saja, itu dari tim kesiswaan yang ngelolanya, itu suka dilaporkan di grup wali kelas. Bahkan biasanya di upacara pun, sebelumnya kita suka laporkan,” kata Enok.
