JABAR EKSPRES – Struktur ketenagakerjaan di Kota Cimahi pada periode Agustus 2024 menunjukkan dinamika menarik sekaligus tantangan serius bagi pembangunan ekonomi daerah. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cimahi, tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat mencapai 8,97 persen, atau sekitar 27.979 jiwa dari total angkatan kerja 311.859 jiwa.
Fenomena ini menempatkan Cimahi sebagai salah satu kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di Jawa Barat. Plt. Kepala BPS Kota Cimahi, Junaedi, menjelaskan bahwa kondisi tersebut tidak terlepas dari mismatch antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia industri yang terus berubah.
“Tingginya proporsi pengangguran pada lulusan pendidikan menengah atas (SMA/SMK) menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kompetensi yang dimiliki dengan kebutuhan pasar kerja. Padahal secara ideal, lulusan SMK telah dibekali keahlian teknis untuk langsung bekerja,” ungkap Junaedi, Kamis (16/10/25).
Baca Juga:Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Bandung dan 37 Perusahaan Buka Lowongan Kerja di Job Fair Spirit Bedas 2025Tekan Pengangguran Lewat Jalur Kompetensi, Disnaker Cimahi Genjot Pelatihan Servis Motor
Ia menambahkan, peningkatan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi cenderung meningkatkan peluang kerja dan daya saing tenaga kerja, terutama di sektor formal.
Namun, sebagian besar lulusan menengah atas berada pada usia produktif yang sudah memiliki tanggung jawab ekonomi.
“Sehingga terdorong untuk segera bekerja meski jenis pekerjaannya tidak selalu sesuai bidang atau ekspektasi penghasilan,” terangnya.
Berdasarkan data BPS, penduduk usia kerja di Kota Cimahi mencapai 468.820 jiwa, dengan angkatan kerja sebesar 66,52 persen dan bukan angkatan kerja sebesar 33,48 persen. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, 91,03 persen bekerja, sementara 8,97 persen masih menganggur.
Junaedi menjelaskan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan indikator penting yang menggambarkan peran aktif penduduk dalam kegiatan ekonomi.
Pada 2024, TPAK Cimahi menurun 1,91 poin dibanding tahun sebelumnya, dari 68,43 persen menjadi 66,52 persen.
“Angka ini berarti dari 100 penduduk berumur 15 tahun ke atas, sekitar 66 hingga 67 orang di antaranya aktif dalam kegiatan ekonomi. Penurunan ini menjadi sinyal perlunya strategi baru dalam memperluas kesempatan kerja,” kata Junaedi.
Baca Juga:Tekan Angka Pengangguran, Disnaker Cimahi Bekali Warga dengan Pelatihan Service HPAngka Pengangguran di Kabupaten Bandung Capai 123 Ribu Orang , Bupati Optimis Tekan Lewat Ini
Secara sektoral, penduduk Cimahi lebih banyak bekerja di sektor formal, mencapai 60,72 persen dari total penduduk bekerja.
Dominasi ini sejalan dengan karakter Cimahi sebagai kota industri pengolahan, khususnya industri tekstil dan manufaktur.
