Menurutnya, ideologisasi diperlukan agar seluruh pengurus dan kader memiliki kesamaan persepsi tentang nilai-nilai dasar perjuangan partai.
Supaya tidak ada kesenjangan pemahaman dari pusat sampai ke bawah. Yang dimaksud ideologisasi itu pemahaman tentang partai,” ucapnya.
Faradis membandingkan proses ini dengan pendidikan karakter di organisasi sosial keagamaan.
Baca Juga:Peringati HUT ke-61, Partai Golkar Fokus Gelar Kegiatan SosialGrandy Kritik Kemunduran PPP di Bawah Kepemimpinan Mardiyono: Aib Terbesar Partai!
“Seperti halnya di Muhammadiyah ada pelajaran kemuhammadiyahan, di NU ada ke-NU-an. Ini juga tentang pemahaman-pemahaman kegeloraan. Artinya agar tidak ada perbedaan stigma atau persepsi dalam satu partai,” jelasnya.
Ia menegaskan, kesatuan arah perjuangan menjadi prasyarat utama agar partai memiliki daya tahan ideologis dan politik yang kuat.
“Setelah mereka menyadari dan memahami apa yang disampaikan, tugas kader adalah mengimplementasikannya di masyarakat, dan menyampaikan kepada anggota lain agar pemahaman ini juga memasyarakat. Itu menjadi dasar kekuatan perjuangan teman-teman Gelora,” ungkapnya.
Faradis menambahkan, kegiatan semacam ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari sistem kaderisasi partai.
“Acara seperti ini akan dibuat secara berkala dan akan menjadi syarat bagi pengurus tingkat tertentu. Jadi memang harus diikuti oleh semua,” katanya.
Ia berharap, baik di masa Pilkada maupun di luar momentum politik, kader Partai Gelora dapat terus berkiprah di tengah masyarakat dengan membawa nilai-nilai perjuangan partai.
“Walaupun mungkin di Jawa Barat belum ada anggota legislatif yang mewakili, tapi kiprah kader Gelora di masyarakat dengan narasi-narasi yang kuat tentang kegeloraan mudah-mudahan bisa membentuk masyarakat yang lebih baik,” tandasnya. (Mong)
