JABAR EKSPRES – Harga bahan pangan di Pasar Atas Baru Kota Cimahi belum menunjukkan tanda-tanda stabil dalam sepekan terakhir. Sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya pembeli serta kenaikan harga beberapa komoditas pokok, yang diduga dipicu terganggunya pasokan dari pasar induk.
Berdasarkan informasi yang di himpun Jabar Ekspres dari sejumlah pedagang, pasokan bahan pangan dari Pasar Induk Caringin, Bandung, disebut terhambat karena sebagian barang sudah “dicarter” untuk kebutuhan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh pemerintah pusat.
Kondisi ini menimbulkan efek berantai terhadap harga dan ketersediaan barang di pasar tradisional Cimahi.
Baca Juga:Pedagang Pasar Atas Cimahi Serbu Layanan Cek Kesehatan Gratis Polres CimahiSoroti Sampah Liar di Sekitar Terminal Pasar Atas, DLH Cimahi Usulkan Penutupan Akses hingga Pembangunan Kios
Menurut para pedagang, mobil logistik MBG kini kerap mendominasi aktivitas di area Pasar Induk Caringin. Mereka membeli bahan pangan dalam jumlah besar langsung dari distributor, sehingga pasokan untuk pedagang eceran menjadi terbatas.
“Pasokan jadi susah. Banyak bahan pokok yang udah diambil duluan sama mobil BGN (BGN/MBG). Jadi, waktu kami ke Caringin, barang udah habis atau stoknya tinggal sedikit. Ini bikin harga naik dan pembeli di pasar makin sepi,” keluh Santi (49), pedagang bawang di Pasar Atas Baru, saat ditemui Jabar Ekspress, Kamis (9/10/2025).
Santi menyebut, harga bawang merah yang sebelumnya berkisar Rp25.000–Rp28.000 per kilogram kini melonjak hingga Rp35.000. Untuk menutup biaya operasional, ia terpaksa menjual di harga Rp40.000 per kilogram.
“Faktor cuaca dan panen yang belum stabil juga berpengaruh. Tapi yang paling terasa itu pasokan dari pasar induk makin sulit,” ujarnya menambahkan.
Selain faktor pasokan, Santi juga menyoroti perubahan perilaku belanja masyarakat.
“Sekarang banyak yang belanja di pasar online atau bazar murah. Pasar tradisional makin ditinggalkan. Omzet saya yang dulu bisa sejuta per hari, sekarang paling Rp200 ribu sampai Rp500 ribu. Sepi banget,” ungkapnya.
Pedagang berharap pemerintah daerah turun tangan untuk memastikan distribusi bahan pokok berjalan adil dan tidak hanya berpusat pada proyek tertentu seperti MBG.
“Kalau distribusi gak adil, pedagang kecil kayak kami makin susah. Pembeli sepi, harga naik, barang susah. Pasar tradisional bisa mati kalau terus begini,” tegasnya.
