“Ini contoh nyata bahwa kami memfasilitasi saudara kita yang memiliki keterbatasan, namun tetap semangat mengikuti pelatihan,” tutur Tresna.
Ia mengungkapkan, dua peserta bahkan mengundurkan diri di tengah jalan karena sudah diterima bekerja. Sementara seluruh peserta yang mengikuti ujikom dinyatakan kompeten dan lulus.
“Dengan sertifikat tersebut, peluang mereka melamar kerja akan semakin diakui. Bahkan kami memberikan kit atau peralatan yang digunakan selama pelatihan agar bisa dimanfaatkan di rumah masing-masing untuk mengembangkan usaha atau meningkatkan keterampilan,” kata Tresna.
Baca Juga:Harga Hortikultura Naik Turun, Dispangtan Cimahi Sebut Dipengaruhi CuacaBangkitkan Semangat Belajar, Cara MTSN Cimahi Hadapi Siswa Malas dan Motivasi Belajar
Sementara itu, Kepala Seksi Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (P2TKT) Disnaker Kota Cimahi, Andri Gunawan, menegaskan program ini akan terus dievaluasi dan dikembangkan sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Komitmen Disnaker bersama LPK adalah tidak hanya memberikan bimbingan, tetapi juga menyalurkan peserta ke perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan LPK,” ungkap Andri.
Menurutnya, hasil evaluasi menunjukkan kualitas pelatihan sudah memenuhi standar kompetensi. “Kami akan terus memonitoring dan memberi dukungan. Salah satunya dengan menyampaikan informasi jika ada industri yang membutuhkan tenaga kerja, seperti perusahaan HP,” terangnya.
Andri menambahkan, mayoritas peserta sudah memenuhi standar dunia usaha, hanya perlu terus mengasah keterampilan melalui praktik langsung di lapangan, baik dengan bekerja maupun berwirausaha.
“Kami juga memberikan informasi akses permodalan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank BUMN, agar mereka yang ingin berwirausaha punya peluang lebih besar,” pungkasnya. (Mong)