Kendati begitu, ia menekankan bahwa pencengahan stunting perlu diperhatikan lebih dini, yakni sejak usia remaja. Pasalnya, data menunjukkan hampir sepertiga remaja putri di Cimahi mengalami anemia.
“Sebetulnya dari mulai remaja. Karena remaja itu sekarang disinyalir hampir sepertiga remaja Cimahi ini anemia. Anemia itu hemoglobin rendah. Dan ini manakala dia nanti sudah dewasa, menikah, hamil itu beresiko melahirkan anak stunting,” tuturnya.
Sebagai langkah konkret, pemerintah memberikan intervensi kesehatan melalui program pemberian tablet tambah darah di sekolah-sekolah, khususnya bagi remaja putri.
Baca Juga:Stunting di Cimahi Meroket, Pemkot: Pencegahan harus Libatkan Semua Unsur!Lonjakan Stunting di Cimahi Capai 22,3 Persen, Jadi Tertinggi Kedua di Jawa Barat
“Makanya dari usia remaja, di sekolah untuk remaja putri dikasih tablet tambah darah. Artinya lingkungannya berpengaruh ya? Sangat berpengaruh,” pungkas Fitriani. (Mong)
