DLH Bogor: Kantor Pemerintah hingga Lingkungan RT Segera Miliki Bank Sampah

DLH Bogor: Kantor Pemerintah hingga Lingkungan RT Segera Miliki Bank Sampah
DLH Bogor: Kantor Pemerintah hingga Lingkungan RT Segera Miliki Bank Sampah. Foto ANTARA.
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor berencana mengubah peta jalan dalam sistem pengelolaan sampah di wilayahnya. Tujuannya adalah menggeser kebiasaan lama masyarakat yang membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPAS) Galuga, atau bahkan ke sungai, menjadi sistem yang lebih berkelanjutan dan bernilai ekonomis.

Plt Kepala DLH Kabupaten Bogor, Teuku Mulya, menjelaskan bahwa upaya ini akan dimulai dengan penerapan sistem pemilahan sampah di lingkungan kantor pemerintahan. Selanjutnya, sistem tersebut akan diperluas ke sekolah-sekolah, kawasan perumahan, hingga tingkat RT di lingkungan masyarakat.

Sebagai langkah konkret, DLH akan menyediakan fasilitas bank sampah di setiap lokasi yang ditargetkan untuk mulai mengelola sampah secara mandiri.

Baca Juga:Kapolresta Bandung Resmi Jadi Dewan Penasehat dan Bapak Angkat Komunitas Ojol Samawana JabarDebut Sensasional! Fakhri Rookie SMAN 1 Baleendah, Borong 22 Poin di DBL Bandung 2025

“Di situ kita kasih bak sampah di RT/RW, kita kasih bank-bank sampah di perkantoran-perkantoran supaya mereka mulai melakukan mekanisme bank sampah,” jelas Teuku, Jumat (19/9/2025).Dalam mekanisme bank sampah ini, masyarakat akan diminta untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya, seperti kertas, plastik, multilayer, dan sampah organik.

Setelah proses pemilahan, masyarakat diharapkan bisa mengelola jenis-jenis sampah tersebut secara mandiri, sesuai dengan solusi yang tersedia untuk masing-masing kategori.

“Masing-masing tadi yang dipilah itu, itu semua ada solusinya, organik apa solusi nya, jadi kompos, harusnya di kantor itu sudah selesai jadi kompos, kenapa? Karena kalau dibuat semacam pori jadi lobang yang besar ditanam itu jadi kompos selesai tuh yang organik, karena dia habis terurai ketika masa tertentu,” kata Teuku.Untuk jenis sampah plastik, Teuku menjelaskan bahwa bahan tersebut bisa diolah menjadi produk bernilai guna tinggi, seperti pakaian olahraga.

“Terus ada multilayer, multilayer itu kaya makanan makanan ciki itu, bungkus indomie, dan sebagainya itu multilayer itu bisa jadi RDF,” pungkasnya.Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat budaya memilah dan mengelola sampah sejak dari sumbernya, sekaligus mengurangi beban TPAS Galuga secara signifikan.

0 Komentar