JABAR EKSPRES – Kepala SMK Negeri 1 Cileungsi Mesiye Yeti menyebut, pihaknya sempat mengajukan revitalisasi sebelum terjadi peristiwa ambruknya atap bangunan.
Kepala sekolah yang menjabat sejak 2020 itu mengaku, pihaknya telah melakukan pemeriksaan bangunan SMKN 1 Cileungsi pada 2023 lalu. Didampingi oleh Dinas PUPR.
“Saya akhirnya kirim suratlah ke PUPR yang paham tentang sipil, kontruksi dan lain-lain. PUPR kesini, ada rekomendasi atas hasil penilaiannya semua orang semua gedung, sampai gedung yang baru juga sudah dicek,” kata Yeti saat ditemui, Kamis (11/9/2025).
Baca Juga:Sambangi SMKN 1 Cileungsi, Mendikdasmen Siapkan 3 Tenda Darurat untuk Dukung KBMSelamat dari Insiden Atap Bangunan Runtuh, Pelajar SMKN 1 Cileungsi Ini Sampaikan Rasa Syukur
Hasil pemeriksaan tersebut, lanjutnya, sudah diserahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Tujuannya, untuk memperoleh bantuan revitalisasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Itu sudah saya sampaikan juga ke karena atasan saya itu dinas, jadi saya sampaikan ke dinas untuk apabila ada bantuan revitalisasi ada bantuan DAK seperti itu,” jelas dia.
Ia menuturkan bahwa pihaknya telah merencanakan revitalisasi sebelum terjadinya ambruk atap bangunan. Tetapi tidak dapat menggunakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memperbaiki kerusakan sedang dan berat.
Maka, pihaknya menunggu bantuan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Yeti melanjutkan, Dana BOS hanya untuk pemeliharaan hingga kerusakan ringan.
“Saya kan sudah merencanakan seperti itu kan, tapi karena Dana BOS itu tidak bisa untuk kerusakan yang sedang dan berat jadi pihak sekolah kami ini menunggu dari pemerintah pusat maupun Provinsi Jawa Barat seperti itu,” kata dia.
“Karena ini bangunan ya, sarana prasarana, kalau dana BOS bisanya untuk pemeliharaan, kerusakan ringan, seperti itu,” sambungnya.
