Dedie Rachim Resmikan Akses Pejalan Kaki Baru ke Stasiun Bogor, Awal Penataan Wajah Kota

Dedie Rachim Resmikan Akses Masuk Baru di Stasiun Bogor untuk Pejalan Kaki
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bersama Kepala Stasiun Bogor, Mardiono, dan jajaran terkait meresmikan akses masuk baru bagi pejalan kaki ke Stasiun Bogor, Senin (1/9/2025).
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor resmi membuka akses masuk baru bagi pejalan kaki menuju Stasiun Bogor. Langkah ini menjadi bagian awal dari penataan kawasan strategis di sekitar stasiun yang selama ini menjadi titik aktivitas utama warga.

Akses baru ini sekaligus merupakan tindak lanjut dari rencana pembongkaran Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Paledang, yang telah dinyatakan tidak layak oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa akses pejalan kaki yang baru ini diharapkan menjadi solusi aman dan nyaman saat JPO Paledang mulai dibongkar.

Baca Juga:Kedatangan Eliano dan Jung Bikin 3 Pemain Persib Terpaksa Angkat Kaki!Resmi ke Roma, Kostas Tsimikas Tinggalkan Liverpool Demi Menit Bermain

“Untuk saat ini cukup dulu. Kami lengkapi dengan zebra cross sambil nanti ada pembongkaran JPO. JPO ini kan sudah ada keputusan dari Kementerian PU bahwa ini sudah tidak layak. Cuma kita harus ada langkah-langkah administrasi, menilai harga, dan menentukan teknis pembongkarannya. Ini sedang berlangsung. Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai dan kami juga akan coba percepat jika memungkinkan,” ujar Dedie saat meresmikan secara langsung akses pejalan kaki di Stasiun Bogor, Senin (1/9/2025).

Lebih jauh, Dedie menjelaskan bahwa pembukaan akses baru ini merupakan bagian dari upaya besar penataan kawasan Stasiun Bogor, termasuk area Alun-Alun Kota Bogor, Jalan Mayor Oking, Kapten Muslihat, dan Dewi Sartika. Wilayah ini ditargetkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Hujan.

“Lebih dari 100 ribu orang per hari memanfaatkan KRL Bogor-Jakarta dan Bogor-Sukabumi. Kalau tidak kita tata dengan baik, aksesnya tidak mudah, masyarakat akan terkesan kami tidak peduli. Oleh karena itu penting sekali penataan kawasan stasiun ini, termasuk akses pejalan kaki dengan zebra cross, trotoar berkualitas, penerangan, dan keamanan,” jelasnya.

Dedie juga menekankan pentingnya menjaga estetika kawasan sekitar stasiun sebagai wajah kota. Menurutnya, tampilan kawasan tersebut akan sangat memengaruhi kesan pertama para pengunjung dan pengguna KRL terhadap Kota Bogor.

“PT KAI ini luar biasa, kualitasnya sudah internasional. Tapi kalau begitu keluar dari Stasiu Bogor kondisinya umuh, kotor, sampah, berserakan, itu tidak enak. Saya minta Satpol PP menata halte dan area sekitar stasiun supaya penumpang merasa nyaman,” katanya.

0 Komentar