JABAR EKSPRES – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bhakti Kencana Kelompok 15 bersamawarga Kampung Sindangwangi, Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, sukses melaksanakan program BIOAKSI (Biopori Aksi Nyata Warga) pada Kamis21 Agustus 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih baik melalui penerapan teknologi sederhana seperti biopori dan pemilahan sampah organik.
Program BIOAKSI hadir sebagai solusi atas permasalahan di Desa Mekarwangi yang belum memiliki tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat dapat mengolah sampah organik secara mandiri sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
Baca Juga:CSS XXIII/2025 di Kota Ternate, Ketua Umum AKKOPSI Kang DS: Bisa Kerja Sama Antar DaerahCara Ajukan KUR BRI Terbaru Bulan September 2025, Pinjaman Rp10 Juta sampai Rp100 Juta
Kegiatan ini melibatkan warga, pemuda karangtaruna, serta perwakilan dari 10 rumah tangga dengan total 30 orang peserta. Selama kegiatan, masyarakat mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya lubang biopori sebagai solusi penyerapan air dan pengelolaan sampahorganik.
Mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan langsung pembuatan biopori, didukung media edukatif berupaposter, video, dan buku panduan praktis agar warga bisa melanjutkan pembuatan serta perawatan biopori secara mandiri setelah kegiatan berakhir.
Setelah dilakukan survey lokasi, lubang biopori dibuat di titik-titik strategis seperti pekarangan rumah, pinggir jalan, dan area sekitar taman atau sekolah. Proses pembuatan dilakukan menggunakan alat sederhana seperti bor tanah, paralon, tutup/paranet, serta sampah organik sebagai media pengisi.
Tahapan kerja meliputi pengeboran tanah sedalam ±80 cm, pemasangan paralon yang telah dilubangi setiap 5 cm, pengisian sampah organik, serta penutupan lubang untuk keamanan. Warga juga diajak untuk melakukan monitoring dan pemeliharaan biopori secara berkala agar manfaatnyaberkelanjutan.
Salah seorang warga yang memiliki warung dan setiap hari menghasilkan cukup banyak sampah rumah tangga mengaku sangat terbantu dengan adanya lubang biopori. “Biasanya saya bingung harus buang sampah organik ke mana, karena di sinitidak ada tempat pembuangan. Sekarang dengan biopori, sampah bisa langsung diolah dan tidak menumpuk di rumah,” ungkapnya.
“Melalui kegiatan BIOAKSI ini, kami berharap masyarakat terbiasa memanfaatkan sampah organik untuk diolah di lubang biopori, sehingga selain mengurangi volume sampah rumah tangga, juga membantu meningkatkan resapan air tanah dan mencegah genangan,” ujar Meidhi Arizal, selaku penanggung jawab kegiatan.
