Penurunan nilai saham tentu saja hal yang tidak diinginkan BYD. Maka, untuk menstabilkannya, mereka harus memastikan penjualan tetap tinggi agar stok tidak menumpuk. Jika overstock berhasil diatasi, penjualan akan stabil, dan pada akhirnya nilai saham ikut terkendali. Memang, faktor yang memengaruhi harga saham jauh lebih kompleks, tetapi overstock jelas memiliki peran besar di dalamnya.
Kesimpulannya, alasan utama harga BYD semakin murah setiap tahunnya adalah karena strategi mengatasi overstock. Namun, kondisi ini bisa berubah jika pemerintah Indonesia benar-benar menghentikan insentif kendaraan listrik. Berdasarkan berita, mulai akhir 2025 subsidi EV akan dikurangi secara bertahap.
Meski begitu, dengan beroperasinya pabrik BYD di Indonesia pada awal 2026, kemungkinan besar BYD masih bisa memainkan harga sesuai kondisi pasar tanpa terlalu bergantung pada kebijakan pemerintah.