Rahasia Harga Mobil Listrik BYD Semakin Murah Setiap Tahun, Bisa Merusak Pasar

Rahasia Harga Mobil Listrik BYD Semakin Murah
Rahasia Harga Mobil Listrik BYD Semakin Murah
0 Komentar

Namun, ketika perang harga sudah tidak lagi efektif untuk mengurangi stok di dalam negeri, strategi berikutnya adalah menyalurkan mobil ke pasar luar negeri, termasuk Indonesia. Mobil yang kurang diminati di Tiongkok justru bisa laku di Indonesia. Salah satu contohnya adalah BYD Dolphin 7, yang penjualannya lesu di Tiongkok namun cukup diminati di Indonesia.

Dengan demikian, overstock menjadi salah satu alasan kuat mengapa harga mobil BYD cenderung semakin murah setiap tahunnya. Hal ini semakin terlihat jelas ketika beberapa model BYD, seperti Atto 1 atau Seagull, dijual di Indonesia dengan harga lebih rendah daripada Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKP).

Model Atto 1 maupun Seagull sendiri sebenarnya bukan produk baru. Di Tiongkok, mobil tersebut sudah dipasarkan sejak April 2023. Artinya, stok di gudang BYD sudah melimpah. Ketika terjadi kelebihan stok, strategi yang mereka lakukan sederhana: “melempar” unit ke pasar lain dengan harga yang lebih murah.

Baca Juga:5 Rekomendasi Raket Padel Terbaik 2025 untuk PemulaPanduan Dasar Bermain Padel, Tips Praktis untuk Pemula

Selain faktor overstock, kebijakan pemerintah juga berperan besar. Sejak awal, pemerintah Tiongkok memang menargetkan mobil listrik sebagai tulang punggung industri otomotif nasional. Oleh karena itu, berbagai insentif diberikan, mulai dari subsidi produksi, bantuan riset, hingga pembangunan infrastruktur pengisian daya. Dengan dukungan tersebut, BYD mampu menekan biaya produksi lebih jauh. Bahkan ketika sebagian subsidi mulai dikurangi, efek dari kebijakan sebelumnya tetap memberikan BYD keunggulan kompetitif.

Di Indonesia sendiri, regulasi terkait insentif kendaraan listrik juga sangat mendukung. Pemerintah masih memberikan fasilitas berupa pembebasan bea masuk dan berbagai keringanan lain, sehingga harga mobil listrik tetap bisa dipasarkan lebih murah.

Saat ini, mobil listrik CBU mendapat keringanan berupa PPnBM 0% dari tarif normal 15% dan PPN DTP 10%. Karena seluruh model BYD masuk ke Indonesia melalui skema impor CBU, kebijakan ini jelas sangat menguntungkan BYD. Dengan adanya celah ini, tidak ada alasan bagi BYD untuk menahan harga mobilnya, apalagi jika mereka sedang menghadapi masalah overstock dan perlu mengosongkan stok.

Lalu, mengapa BYD terus menurunkan harga mobilnya setiap tahun? Jawabannya berkaitan dengan nilai saham. Pergerakan saham sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal, salah satunya masalah overstock. Overstock sendiri muncul karena penjualan tidak sesuai target. Meski secara global penjualan BYD terbilang luar biasa, jika angka penjualannya tidak mencapai target yang diharapkan, hal ini tetap berdampak pada nilai saham.

0 Komentar