Rahasia Harga Mobil Listrik BYD Semakin Murah Setiap Tahun, Bisa Merusak Pasar

Rahasia Harga Mobil Listrik BYD Semakin Murah
Rahasia Harga Mobil Listrik BYD Semakin Murah
0 Komentar

Itu terjadi di Thailand. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah mungkin harga BYD di Indonesia juga bisa turun sedrastis itu, terutama mengingat BYD sedang membangun pabrik di Tanah Air? Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak.

Penyebab BYD Selalu Menurunkan Harga Mobil Listrik

Menurut artikel CNN, BYD tidak akan menurunkan harga secara drastis setelah mobilnya dirakit secara lokal (CKD). Alasannya, BYD sudah menyesuaikan harga dengan skema insentif dan kebijakan fiskal yang diberikan pemerintah. Skema tersebut memang dirancang agar harga mobil tetap stabil, baik sebelum maupun sesudah proses produksi dalam negeri dimulai. Artinya, harga mobil BYD CBU yang beredar saat ini di Indonesia sudah disesuaikan seolah-olah diproduksi di dalam negeri.

Namun, jika kita melihat strategi BYD di Tiongkok maupun Thailand, mereka kerap melakukan penurunan harga besar-besaran tanpa banyak pertimbangan. Bahkan sempat muncul kabar bahwa BYD akan merilis mobil listrik dengan harga hanya sekitar Rp175 juta.

Baca Juga:5 Rekomendasi Raket Padel Terbaik 2025 untuk PemulaPanduan Dasar Bermain Padel, Tips Praktis untuk Pemula

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin BYD bisa menjual mobilnya dengan harga yang selalu lebih murah dari model sebelumnya? Biasanya memang ada sedikit penyesuaian spesifikasi, tetapi faktor paling mendasar yang membedakan harga antar-EV bukanlah fitur tambahan atau desain velg, melainkan kapasitas baterai dan jarak tempuh.

Jika kita bandingkan BYD Atto 1 dengan Atto 2, perbedaan spesifikasinya tidak terlalu jauh. Namun tetap saja, harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Jawaban utama untuk fenomena ini adalah overstock. Strategi BYD sangat mengandalkan skala ekonomi. Semakin banyak unit mobil yang diproduksi, biaya produksi per unit akan semakin rendah.

BYD adalah contoh nyata dari penerapan strategi ini. Sayangnya, strategi tersebut juga memiliki sisi negatif, yaitu potensi terjadinya kelebihan stok atau overstock di pasar.

Beberapa waktu lalu di Tiongkok, BYD diketahui mengurangi tingkat produksinya karena mengalami overstock. Jika stok menumpuk, salah satu strategi yang umum dilakukan adalah menurunkan harga jual, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Dan benar saja, BYD melakukan hal tersebut dengan menurunkan harga secara besar-besaran hingga memicu perang harga di pasar otomotif Tiongkok.

0 Komentar