Stok Gula Nasional Melimpah Akibat Gempuran Impor, Pemerintah Siapkan Rp1,5 Triliun Lindungi Petani Tebu?

Stok Gula Nasional Melimpah Akibat Gempuran Impor, Pemerintah Siapkan Rp1,5 Triliun Lindungi Petani Tebu?
Ilustrasi gula yang sering dikonsumsi masyarakat. (Dok. Pixabay)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah mengambil langkah strategis untuk melindungi petani tebu lokal dari dampak membanjirnya gula rafinasi impor di pasar domestik.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengumumkan bahwa pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap gula hasil produksi petani, yang saat ini menumpuk karena minimnya serapan pasar.

“Rencananya, kami keluarin pertama itu anggaran Rp1,5 triliun, saya kira cukup,” ucap Amran dikutip dari ANTARA, Jumat (22/8).

Baca Juga:Apa Kabar Pembangunan IKN? Komisi XI DPR: Tetap Berjalan tapi Bukan Prioritas Bangun 270 Dapur MBG, Kadin Gelontorkan Dana Sebesar Rp540 Miliar 

Dana tersebut tercetus setelah Menteri Pertanian ini berkomunikasi dengan CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani terkait penumpukan gula dari petani tebu nasional.

Pembelian gula tersebut nantinya akan dilakukan oleh ID Food selaku BUMN di bidang pangan.

“Pak Rosan mengeluarkan atau menyediakan dana untuk membeli gula petani. Rencananya (penugasan) ID Food,” kata Amran.

Menurut Amran, Indonesia sebenarnya memiliki stok gula yang cukup melimpah. Namun, tantangan terbesar saat ini justru datang dari sisi distribusi dan persaingan harga dengan gula impor.

Saat ini yang menjadi focus pemerintah adalah membantu petani dengan menjadi off taker atau pembeli gula yang dihasilkan.

“Doakan secepatnya (gula terserap),” katanya.

Sebelumnya, petani tebu di Jawa Timur mendesak pemerintah melakukan perbaikan total tata niaga gula akibat serapan rendah yang dipicu rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi sejak awal musim giling 2025.

Koordinator Forum Petani Tebu Tasirin mengungkapkan sejak pemerintah mencanangkan swasembada gula, petani mulai bergairah menanam tebu.

Baca Juga:QRIS Siap Ekspansi ke China, Ditargetkan Meluncur Akhir 2025Pertama di Indonesia, Pintu Hadirkan Fitur Price Protection untuk Perdagangan Derivatif Crypto

Namun, antusiasme petani itu terhambat karena gula petani tidak terserap pasar akibat kehadiran gula rafinasi impor.

Gula rafinasi merupakan hasil pemurnian dari gula mentah (raw sugar), sedangkan gula fortifikasi adalah gula yang ditambahkan zat gizi mikro.

Kedua jenis gula tersebut berasal dari impor dan harganya lebih murah dibandingkan Gula Kristal Putih (GKP) yang dihasilkan petani tebu lokal.

Dalam hal ini, Mentan menegaskan tidak boleh ada gula rafinasi yang merembes ke pasar konsumsi.

“Kami sudah koordinasi dengan penegak hukum. Ngga boleh. Masa mau merugikan petani kita? Jangan mengambil kesempatan,” ujar Amran.

0 Komentar