Jabar Tuan Rumah Pameran Pusaka Nusantara 2025, Targetkan 50.000 Kunjungan Museum

Jabar Tuan Rumah Pameran Pusaka Nusantara 2025, Targetkan 50.000 Kunjungan Museum
Pengunjung mengamati keris pusaka yang dipamerkan pada Pameran Pusaka Nusantara di Museum Sri Baduga, Kota Bandung. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pameran Nasional Pusaka Nusantara masih berlangsung. Tahun ini, Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi tuan rumah dari pameran yang menampilkan ratusan koleksi pusaka dari 26 museum seluruh provinsi di Indonesia tersebut.

Ratusan pusaka itu dipamerkan kepada publik di Ruang Pamer Temporer Museum Sri Baduga, Kota Bandung selama periode 29 Juli sampai 31 Oktober 2025 mendatang. Pamong budaya, Sutresno menyebut, pihaknya menargetkan 50.000 kunjungan.

“Mudah-mudahan tercapai. Karena kita menargetkan kunjungan sampai Oktober sekira 50.000. Ketika pembukaan kita sudah mencapai 10.000-an pengunjung,” ungkap Sutresno kepada Jabar Ekspres, Rabu (20/8).

Baca Juga:Fraksi PDI Perjuangan Jabar Beberkan Alasan Absen Pengesahan Perubahan APBD, Salah Satunya Hibah Pesantren! Nuansa Tradisi di Hari Jadi Jabar: Bupati Bandung dan Istri Kenakan Pakaian Adat Tatar Ukur

“Ada 163 buah koleksi. Karena Jawa Barat sebagai tuan rumah, kami mengeluarkan lebih banyak, dan itu selalu dilaksanakan museum lain sebagai tuan rumah. Kami kupas secara lengkap dan kami pamerkan 34 buah koleksi,” imbuhnya.

Pameran pusaka nusantara ini, kata Sutresno, merupakan program pameran museum seluruh Indonesia. Kegiatan pameran diselenggarakan secara bergiliran, pada tahun 2025 ini merupakan tahun ketiga.

“Sebelumnya, dilaksanakan di Sumatera Barat. Nanti giliran ke masing-masing museum peserta. Tahun depan akan dilaksanakan di Provinsi Banten,” katanya.

Dia menjelaskan, Provinsi Jabar coba menceritakan beragam pusaka, baik itu kujang, keris maupun bedog. Mulai dari sejarah, nilai, hingga bagaimana pusaka masih berkembang hingga saat ini.

Sampai pada bagaimana, lanjutnya, kisah perkembangan pusaka di Jawa Barat. Bahkan, menurut Siska Kandang Kersiang, pusaka di Nusantara terbagi menjadi tiga kelompok, yakni pandita, para resi, dan para petani.

“Kami melihatnya ini menjadi program edukasi masyarakat. Bagi masyarakat di lingkungan museum ini sangat efektif sekali bahkan masyarakat banyak berterimakasih. Sehingga mereka bisa belajar banyak,” pujinya.

“Kemarin juga kita kedatangan komunitas Indonesia Tionghoa. Mereka tertarik sekali, konteks pusaka nusantara berkaitan dengan senjata tradisional,” cerita Sutresno.

Baca Juga:Hari Jadi ke-80 Jabar, DPRD Dukung Pembangunan Sektor Pendidikan Jadi PrioritasIndosat Rayakan HUT RI ke-80, Serentak di Gerai IM3 dan 3Store di Jabodetabek, Banten Hingga Jabar

Melihat animo masyarakat seperti itu, dirinya optimis mimpi besar soal edukasi melalui Pameran Pusaka Nusantara bakal tercapai. Terlebih ini merupakan tahun ketiga, proyeksi program bakal berjalan selama 26 tahun.

Apalagi dengan antusias anak muda, kata Sutresno, mereka saat ini turut membagikan pengalaman edukasi wisata tersebut melalui konten dalam sosial media. Hal demikian dinilai membantu pesan kerja-kerja kebudayaan bisa sampai kepada khalayak lebih luas.

0 Komentar