Wuling menyatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan revisi harga secara resmi dari pabrikan terhadap mobil listrik mereka. Mengenai adanya diskon besar-besaran yang terjadi selama GIIAS, Brian Gomgom selaku Senior Manager Brand & Marketing Communication Wuling Motors menjelaskan bahwa diskon tersebut sepenuhnya merupakan inisiatif masing-masing dealer. Pihak prinsipal, menurutnya, tidak terlibat dalam penetapan harga dan tidak pernah merilis kebijakan penurunan harga secara nasional.
Pernyataan ini justru menimbulkan pertanyaan baru: jika benar diskon besar-besaran itu murni dilakukan oleh dealer, apakah Wuling Motors benar-benar memberikan kebebasan penuh kepada para dealernya untuk menetapkan harga sesuka hati? Apakah tidak ada regulasi mengenai harga maksimum atau harga dasar penjualan yang ditetapkan oleh prinsipal?
Sebab, jika benar demikian, hal ini bisa memicu perang harga antar dealer Wuling sendiri. Memang, perbedaan harga antar dealer dalam satu merek merupakan hal yang lumrah, namun umumnya selisih tersebut hanya berkisar ratusan ribu hingga maksimal beberapa juta rupiah. Tidak sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah seperti yang terjadi saat ini.
Baca Juga:Berhenti Berhemat, Ini 7 Cara Realistis Dapat Rp1 Miliar Pertama Tanpa Warisan4 Cara Mendapatkan Rp100 Juta Pertama Tanpa Modal yang Bisa Anda Coba Sekarang
Jika kita cermati lebih dalam, muncul pertanyaan penting terkait penyelenggaraan GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show): apakah pihak yang berpartisipasi di acara ini hanya dealer, atau juga produsen langsung?
Berdasarkan data resmi, peserta GIIAS terdiri dari Agen Pemegang Merek (APM) dan dealer resmi. Artinya, dealer memang diperbolehkan menjual kendaraan di GIIAS, terutama jika APM dari merek tersebut tidak membuka stan (booth) secara langsung. Namun, perlu dicatat bahwa GIIAS bukanlah sekadar pameran otomotif biasa, ini adalah salah satu ajang paling bergengsi di industri otomotif Indonesia, tempat para produsen besar memperkenalkan model-model terbaru mereka.
Dengan status seprestisius itu, wajar jika publik mempertanyakan: jika benar diskon besar-besaran Wuling berasal dari dealer, apakah Wuling Motors sebagai APM tidak memantau aktivitas mitra dealernya? Padahal, sebagai prinsipal, mereka semestinya memahami betul bahwa GIIAS adalah acara berskala nasional yang berdampak luas, bukan hanya sekadar ajang jual beli harian.
Situasi ini juga menimbulkan pertanyaan lebih besar mengenai keadilan dalam industri otomotif. Sebab, kerugian akibat penurunan harga ini tidak hanya dialami oleh pembeli mobil baru, tetapi juga oleh para penjual mobil bekas.
