Waspada Kemarau Basah, Dinkes Kota Bandung Ingatkan Kerentanan Penyakit Ini!

Ilustrasi kemarau melanda Bandung beberapa waktu lalu. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Ilustrasi kemarau melanda Bandung beberapa waktu lalu. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang rentan meningkat selama musim kemarau basah. Plt Kepala Dinkes Kota Bandung, Sony Adam, menyebutkan bahwa penyakit seperti diare, demam berdarah dengue (DBD), dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih menjadi perhatian serius.

Sony mengatakan, berdasarkan data laporan dari seluruh fasilitas kesehatan di Kota Bandung, termasuk sekitar 80 puskesmas dan lebih dari 250 klinik pratama, dalam sebulan terakhir rata-rata terdapat 126 kasus diare per hari.

“Artinya, setiap hari hampir selalu ada kasus diare dari berbagai fasilitas kesehatan. Itu menunjukkan masih perlu peningkatan higienitas dan sanitasi lingkungan,” kata Sony, Selasa (5/8)

Baca Juga:Tak Layani Pemesan Bendera One Piece Meski Jadi Primadona Jelang HUT RI, Pedagang: Takut Melanggar HukumSemarak HUT ke‑80 RI, Pemkab Bogor Gelar Puluhan Kegiatan Meriah Selama Agustus

Sementara itu, kasus DBD tercatat lebih rendah, dengan laporan sekitar 12 kasus dalam sebulan. Meski jumlahnya kecil, DBD tetap menjadi penyakit yang perlu diwaspadai karena potensi fatal yang ditimbulkannya.

“Yang bikin resah dari DBD itu angka kematiannya. Setiap anak yang terkena DBD pasti bikin panik keluarga. Karena itu tetap perlu kewaspadaan tinggi,” ujarnya.

Untuk kasus ISPA, jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan penyakit lain. Dalam satu bulan terakhir, terdapat 1.238 laporan kasus ISPA. Sony menjelaskan, ISPA memang terjadi sepanjang tahun, namun peningkatannya kerap terjadi saat kondisi cuaca lembap atau peralihan musim seperti kemarau basah.

Masyarakat pun diminta untuk melakukan langkah pencegahan sesuai dengan jenis penyakitnya. Untuk diare, penting menjaga kebersihan tangan dan memastikan makanan yang dikonsumsi aman. Untuk DBD, masyarakat diimbau kembali menerapkan 3M: menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Sedangkan pencegahan ISPA difokuskan pada peningkatan daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan rutin berolahraga.

Sony juga menanggapi masih adanya masyarakat yang mengandalkan fogging untuk pencegahan DBD. Menurutnya, fogging hanya efektif bila dilakukan secara menyeluruh dan terkoordinasi.

“Kalau ada warga yang menolak rumahnya di-fogging, maka nyamuknya tidak akan mati seluruhnya. Karena itu edukasi masyarakat sebelum pelaksanaan fogging sangat penting,” jelasnya.

0 Komentar