JABAR EKSPRES – Belakangan ini, sebagian wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, mengalami cuaca yang terasa lebih dingin dari biasanya. Banyak yang menduga fenomena ini terjadi karena Bumi sedang berada pada titik terjauh dari Matahari atau Aphelion.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Aphelion bukanlah penyebab utama penurunan suhu yang dirasakan masyarakat.
Aphelion adalah fenomena ketika Bumi berada pada jarak paling jauh dari Matahari dalam orbitnya. Meskipun fenomena ini benar terjadi setiap tahun, efeknya terhadap suhu global sangat kecil.
Baca Juga:10 Rekomendasi Minuman Matcha Murah, Enak dan Kekinian!6 Minuman Ampuh Meredakan Flu, Bikin Tubuh Cepat Pulih!
Khusus di Indonesia yang berada di wilayah tropis, Aphelion tidak memberikan dampak signifikan terhadap suhu udara lokal. Karena itu, udara dingin yang terasa belakangan ini bukan akibat jarak Bumi yang menjauh dari Matahari.
Faktor utama yang memengaruhi suhu dingin saat ini adalah dominasi angin timur atau yang dikenal dengan Monsoon Australia.
Angin ini membawa udara kering dan relatif dingin dari benua Australia menuju Indonesia bagian selatan.
Dengan berlangsungnya musim kemarau, pola angin ini semakin kuat sehingga kelembapan udara berkurang drastis. Udara kering yang masuk menyebabkan suhu terasa lebih sejuk, terutama pada malam hingga pagi hari.
Selain faktor angin, kondisi langit yang cerah tanpa banyak awan juga memengaruhi penurunan suhu. Saat malam hari, panas yang tersimpan di permukaan bumi akan lepas ke atmosfer.
Jika langit minim awan, panas tersebut akan lebih cepat hilang ke luar angkasa sehingga suhu udara pada malam dan pagi hari terasa jauh lebih dingin dibanding saat langit tertutup awan.
Di beberapa daerah, masih terjadi hujan sporadis yang membawa massa udara dingin dari lapisan atas menuju permukaan. Hal ini semakin menambah rasa dingin, terutama jika hujan terjadi pada malam atau pagi hari.
Baca Juga:Gantikan Modric, Mbappe Akan Kenakan Nomor Punggung 10 di MadridCara Daftar PKH 2025 agar Dapat Bansos, Lengkap dengan Syarat dan Prosedurnya
BMKG menegaskan bahwa suhu dingin yang dirasakan belakangan ini merupakan fenomena musiman yang wajar terjadi saat musim kemarau, khususnya ketika angin timur mendominasi dan kelembapan udara menurun.
Masyarakat diimbau untuk tidak khawatir karena kondisi ini merupakan pola cuaca tahunan yang normal, bukan tanda adanya anomali berbahaya.
