JABAR EKSPRES – Anggota Komisi III DPRD Jabar Sugianto Nangolah turut menyoroti nasib Bandara Kertajati.
Pihaknya masih menunggu hasil audit, untuk sekaligus mengevaluasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola bandara yang ada di Majalengka itu.
Politikus Partai Demokrat itu menuturkan, sampai saat ini, BUMD itu memang tengah menanggung utang yang cukup besar.
“Selama ini kan untuk biaya operasional mengandalkan penyertaan modal, ” katanya.
Baca Juga:Kopdes Cileunyi Wetan Jadi Percontohan, Bupati Bandung akan Sukseskan Program Koperasi Merah Putih di WilayahnyaPGN Percepat Penguatan Infrastruktur Gas, Jawab Tantangan Distribusi dan Akses Energi Nasional
Karena itu, Komisi III juga akan mengevaluasi serius BUMD itu. Tapi memang masih menunggu momentum.
Saat ini kan Pemprov juga tengah melakukan investigasi menyeluruh terhadap BUMD di Jabar. “Itu hasilnya kami tunggu, ” cetusnya.
Sugianto melanjutkan, hasil investigasi itu akan jadi bahan penting dalam evaluasi BUMD. Sehingga rekomendasi yang diberikan bisa tepat dan akurat.
Kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kian memprihatinkan. Kini, semua penerbangan domestik di Bandara yang ada di Majalengka itu resmi berhenti beroperasi karena ditinggal maskapai.
Mulanya, sejumlah maskapai penerbangan masih memarkir pesawatnya untuk melayani sejumlah penerbangan. Itu setelah pemerintah mengambil kebijakan untuk mengalihkan penerbangan dari Bandara Husein Bandung ke bandara tersebut.
Misalnya Super Air Jet tujuan Denpasar, Medan, Balikpapan atau Citilink ke Balikpapan, termasuk Malaysia Airlines ke Kuala Lumpur dan Scoot ke Singapura.
Namun kini sejumlah maskapai penerbangan domestik itu menarik pesawatnya. “Terhitung 2 Juni lalu, penerbangan domestik belum tersedia,” kata Kepala Biro Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Investigasi dan Administrasi Pembangunan (BIA) Jabar Deny Hermawan.
Baca Juga:Proyek Mangkrak Tak Bertuan! Bupati Bandung Tuding Itu Tugas Provinsi Tapi Pemprov Jabar Tepis TudinganBertemu Prabowo, Dedi Mulyadi: KDM Sudah Populer di Sini, Pak!
Deny melanjutkan, ada sejumlah alasan yang membuat penerbangan domestik di Bandara Kertajati belum bisa dilayani.
“Karena keterbatasan armada, maskapai memprioritaskan untuk melayani penerbangan dengan rate okupansi yang lebih tinggi,” jelasnya.
Namun Deny menegaskan, Bandara Kertajati masih melayani penerbangan Internasional, yakni menuju Singapura. “Kalau yang ke Singapura masih normal,” cetusnya.(son)
