Satu Bank Syariah untuk Semua: Apakah Masyarakat Diuntungkan dari Merger BSI?

Marsha Alivia 
Marsha Alivia 
0 Komentar

Oleh: Marsha Alivia 

PADA awal Februari 2021, tiga bank syariah milik negara, Bank Syariah Mandiri, BRI syariah, dan BNI Syariah, resmi bergabung menjadi satu entitas baru: Bank Syariah Indonesia (BSI). Merger ini merupakan langkah besar yang diinisiasi pemerintah untuk menciptakan bank syariah nasional yang lebih kuat, efisien, dan mampu bersaing di tingkat global.

Namun, di balik langkah strategis ini, muncul pertanyaan penting dari sudut pandang masyarakat: apakah penggabungan ini benar-benar membawa manfaat yang dirasakan langsung oleh nasabah dan publik luas?

Merger BSI dilakukan dengan tujuan utama menyatukan kekuatan tiga bank syariah agar tidak saling bersaing dan bisa lebih fokus membangun ekosistem keuangan syariah yang modern dan efisien. Secara teori, merger seharusnya menghasilkan efisiensi operasional, layanan yang lebih baik, dan penguatan daya saing industri.

Baca Juga:Rektor Unjani Melantik Para Wakil Rektor dan Kapus: Target Akademik Akreditasi InternationalMengapa Bank Syariah Perlu Dekat dengan Generasi Z dan Milenial

Dari sisi pemerintah dan pelaku industri, merger ini diharapkan bisa menyatukan sistem dan jaringan pelayanan agar tidak tumpang tindih, memberikan layanan lebih luas dan merata hingga pelosok daerah, meningkatkan kepercayaan investor dan publik terhadap sistem perbankan syariah, dan menekan biaya operasional dan mempermudah inovasi digital.

Namun, bagaimana kenyataannya di lapangan? Sejak merger, beberapa perubahan langsung bisa dilihat oleh nasabah, seperti:

  1. Rebranding dan Perubahan Identitas Cabang

Nasabah dari ketiga bank syariah sebelumnya harus menyesuaikan diri dengan logo baru, sistem baru, dan tata letak layanan yang berbeda. Bagi sebagian masyarakat awam, hal ini cukup membingungkan di awal.

  1. Digitalisasi dan Inovasi Layanan

BSI gencar mendorong penggunaan mobile banking dan layanan digital. Ini membawa manfaat besar bagi masyarakat urban yang terbiasa dengan teknologi. Namun, di sisi lain, masyarakat di daerah terpencil yang belum akrab dengan aplikasi digital mungkin merasa kesulitan dalam adaptasi.

  1. Pengurangan Cabang dan Penyesuaian SDM

Untuk efisiensi, beberapa cabang ditutup atau digabung. Meskipun hal ini berdampak positif terhadap biaya operasional bank, sebagian masyarakat mengeluhkan akses layanan yang jadi lebih jauh atau antrean yang lebih panjang.

  1. Standarisasi Produk

Produk-produk tabungan, pembiayaan, hingga kartu ATM diseragamkan. Ini membantu penyederhanaan layanan, tapi juga membuat sebagian nasabah kehilangan produk favorit dari bank asalnya yang sudah mereka percaya selama bertahun-tahun.

0 Komentar