“Kami ingin anak-anak desa ini tumbuh dengan rasa ingin tahu terhadap sains, bukan rasa takut karena mereka merasa tertinggal,” kata Novian.
“Proyek ini digerakkan tanpa seremoni besar, melainkan melalui diskusi informal antara mahasiswa dan warga. Kami berharap model ini bisa direplikasi di wilayah lain dengan kondisi serupa,” tandasnya. (Wit)
