4 Langkah Cerdas Sebelum Kamu Putuskan Resign

Langkah Cerdas Sebelum Kamu Putuskan Resign
Langkah Cerdas Sebelum Kamu Putuskan Resign. Ilustrasi: Pexels
0 Komentar

Kami sangat mengerti rasanya pulang dari kantor dalam keadaan benar-benar lelah secara fisik dan mental. Sesampainya di rumah, kamu sudah tidak punya tenaga lagi, bahkan melihat pekerjaan kantor pun rasanya menjijikkan. Apalagi kalau harus lanjut kerja setelah sampai rumah, itu benar-benar melelahkan, dan saya tahu persis rasanya.

Oleh karena itu, kami menyarankan cari pekerjaan utama yang ringan, dekat dari rumah, dan tidak menguras energi, supaya kamu punya tenaga lebih untuk mengembangkan side hustle-mu.

Nantinya, kalau pekerjaan sampinganmu sudah mulai menghasilkan, misalnya sudah bisa menutupi 70–80% dari gaji tetapmu saat ini, barulah kamu bisa mempertimbangkan untuk resign. Bahkan sebenarnya, kamu tidak harus resign pun tidak apa-apa. Kamu tetap bisa menjalankan dua pekerjaan ini sekaligus.

Baca Juga:8 Bentuk Penyimpangan Umat Beragama di Indonesia yang MenjijikanGudang Garam Terancam Bangkrut, Ancaman Rokok Ilegal dan Vape Makin Nyata

Kenapa ini penting? Karena saat side hustle kamu sedang menurun penghasilannya, kamu masih bisa menghidupi diri sendiri dan keluargamu dari pekerjaan utamamu. Sedangkan kamu, yang masih bekerja dan punya side hustle, berada dalam posisi yang lebih aman.

  1. Berpikir Realistis

Anggaplah kamu punya impian menjadi pengusaha full-time, tapi kondisimu saat ini belum memungkinkan. Kamu tidak lahir dengan privilese. Mungkin kamu berasal dari keluarga yang serba kekurangan. Tidak apa-apa.

Kalau sepanjang hidup kamu tidak berhasil menjadi pengusaha besar atau tidak berhasil memiliki bisnis yang mengubah hidup, itu juga bukan sebuah kegagalan. Karena bisa jadi memang kamu memulai semuanya dari nol, bahkan dari minus.

Tapi, setidaknya kamu sudah berjuang. Dan saat anakmu kelak tumbuh dewasa dan ingin membangun sesuatu, kamu sudah bisa memberikan privilese kepadanya. Kamu sudah menyediakan landasan, agar dia tidak memulai dari titik nol atau titik minus seperti kamu dulu.

Dengan begitu, anakmu bisa melanjutkan perjuanganmu dan mengangkat nama baik keluarga, meskipun kamu sendiri tidak sempat mencapainya dalam hidupmu.

0 Komentar