“Oh tentu, pojok baca kan sekarang sudah ada dengan program polecer dan lain sebagainya. Kita akan boost terus, tapi jangan lupa sekarang sudah masuk ke era digital. Jadi kita fokus juga terhadap digitalisasi dan pemberdayaan artificial intelligence untuk peningkatan literasi di Cimahi,” tandasnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Arsip Daerah (Disarda) Kota Cimahi, Dani Bastian, menjelaskan bahwa fasilitas pojok baca telah tersebar di berbagai lokasi seperti kantor kecamatan, kelurahan, gedung pemerintahan, dan MPP.
“Di MPP juga ada pojok baca ya, di perpustakaan mini, kemudian di gedung B ada. Jadi semua kita mencoba memfasilitasi dengan sekemampuan kami,” ujar Dani.
Baca Juga:Tingkatkan Ekonomi, 30 Persen Ruang Publik Dialokasikan Bagi UMKMGantungkan Harapan pada GIIAS 2025, Penjualan Industri Otomotif Anjlok
Selain itu, menurut Dani, sekolah-sekolah juga menjadi titik utama dalam penyediaan fasilitas baca. Ia menyebut, perpustakaan keliling menjadi layanan yang paling diminati masyarakat.
“Ini rutin, suka dilakukan ya, berdasarkan jadwal dan juga permintaan dari pihak sekolah,” imbuhnya.
Dani juga menyebut program pojok literasi terus berkembang dengan melibatkan berbagai segmen masyarakat. Salah satunya adalah melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang kini sudah hadir di 11 kelurahan di Cimahi.
“Ya tadi ada kotak literasi, kemudian ada Transformasi Perpustakaan Berbasis Industri Sosial, itu ada 11 kelurahan yang sudah kita bantu ya. Per kelurahan itu, per TBIS itu ada sekitar 1.000 buku yang kita bantu, ya itu program dari pusat,” tutup Dani. (Mong)
