JABAR EKSPRES – Ketersediaan maupun harga pangan di Kota Bandung relatif terpenuhi, serta tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Justru, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar memastikan, terjadi surplus pasokan pangan dan sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga.
“Seperti bawang merah memang lagi menurun sedikit. Boleh dibilang menurun, dari Rp40 ribuan per kilogram, sekarang Rp38 per kilogram. Kalau sekarang memang karena pasokan bawang merah sedang banyak. Kalau di Kota Bandung, secara pangan tidak menjadi pendorong inflasi bulan ini,” ungkap Gin Gin kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.
Lonjakan ketersediaan pasokan pangan pun terjadi saat ini di Kota Bandung. Menurutnya, beberapa waktu terakhir, Ibu Kota Jawa Barat yang sudah menjadi kota pasokan distrisubsi ini, menerima banyak pasokan dari luar daerah.
Baca Juga:Truk Fuso Pengangkut Air Mineral Tabrak Gerbang Tol Ciawi 2, Diduga Rem Blong38 Perumahan di Cimanggung Akan Dipanggil Satpol PP Sumedang, Fokus Penertiban Izin dan Drainase
“Kami juga banyak menemukan misalnya distribusi yang ke Priok, banyak dialihkan ke Kota Bandung. Karena Bandung menjadi pasar terbuka dan punya sejumlah pasar induk. Kalau dari sisi produksi sayuran, sekarang memang masanya panen. Jadi kalau dari sisi suplai banyak,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, dari sisi inflasi pun ketersediaan pangan tidak menjadi pendorong inflasi di Kota Bandung. Gin Gin lantas memastikan, sekalipun menjelang Idul Adha tahun ini, harga beberapa komoditas pangan menurun dengan stok terkendali.
“Memang biasanya hari besar keagamaan ditandai dengan permintaan banyak, tapi kalau Idul Adha kita melihat belum terlihat. Belum ada lonjakan meningkat. Paling kecenderungan terlihat dari harga daging sapi hidup, biasa Rp98 ribu per kilo, sekarang mencapai Rp110 per kilo. Kalau pangan yang lain terkendali, walaupun ada harga tomat meningkat, telur juga meningkat, tapi masih terkendali. Di bawah HET,” tambahnya.
“Namun kita lihat nanti, kalau untuk hari ini tidak ada perubahan signifikan. Mudah-mudahan relatif stabil. Kenaikan tidak signifikan. Biasanya para pedagang dan penjual sudah menyiapkan antisipasi apabila terjadi kenaikan,” pungkasnya.
