Sebenarnya, Yamaha Gear Ultima cukup menarik. Dengan harga di bawah Rp20 juta, konsumen sudah mendapatkan motor dengan gimik hybrid, speedometer digital, performa yang cukup memadai, dan beberapa keunggulan lainnya. Dengan semua itu, seharusnya Yamaha Gear bisa menjadi pembeda dan mendobrak pasar.
Namun, kenyataannya Yamaha Gear seolah belum mampu mencuri perhatian pasar secara signifikan. Jika ditelaah lebih dalam, hal yang paling menarik dari motor ini sebenarnya hanya satu: speedometer digital. Tapi, speedometer digital bukanlah sesuatu yang benar-benar baru saat ini. Meskipun untuk kelas entry-level di bawah Rp20 juta ini adalah fitur yang jarang, tetap saja fitur tersebut tidak cukup revolusioner.
Selain itu, gimik hybrid pada Yamaha Gear pun tidak terlalu terasa. Walaupun disebut memiliki fitur mild hybrid, kenyataannya tenaga tambahan yang diberikan sangat kecil dan nyaris tidak terasa dalam penggunaan sehari-hari. Ditambah lagi, Yamaha Gear menggunakan mesin dan kaki-kaki yang mirip dengan Yamaha Fazzio, yang artinya secara teknis dan teknologi, motor ini tidak menawarkan sesuatu yang benar-benar baru.
Baca Juga:Sony Xperia 1 VII Akan Jadi Ponsel Flagship Sultan Terbaru, Simak Spesifikasi LengkapnyaMuncul Lagi Aplikasi Super Robot Bermodus Investasi Bodong
Lalu, mengapa Honda Beat tetap laris manis meskipun tidak menawarkan banyak fitur tambahan? Jawabannya sederhana: konsumen tidak selalu membeli karena fitur. Honda Beat memiliki desain yang sederhana, performa yang cukup, dan harga yang terjangkau. Kombinasi ini membuatnya tetap menjadi pilihan utama konsumen awam yang hanya butuh motor praktis tanpa ribet.
Namun, ada satu hal menarik. Beberapa hari lalu, saya menggunakan jasa ojek online, dan kebetulan pengemudinya menggunakan Yamaha Gear versi lama. Saat mengobrol, saya bertanya secara iseng, “Pak, kenapa pilih Yamaha Gear?”
Jawaban sang pengemudi cukup mengejutkan. Ia berkata bahwa sebenarnya ia bingung saat membeli motor. Ia hanya ingin membeli motor dari brand Yamaha, tidak tertarik dengan Honda atau Suzuki.
Awalnya ia ingin membeli Yamaha Mio, tetapi sales di dealer menyarankan Yamaha Gear karena dianggap lebih baik dan harganya mirip. Karena arahan tersebut, akhirnya ia memutuskan membeli Yamaha Gear. Bahkan ia mengaku tidak tahu-menahu soal motor ini sebelumnya, termasuk kapan Yamaha meluncurkannya.
