JABAR EKSPRES – ANEKA ragam bentuk bingkisan atau paket makanan yang dibungkus rapi terpajang di toko Yuni Parcel. Dari yang ukuran paling kecil, sedang, hingga besar terlihat mejeng di toko yang sudah membuka usaha ‘buah tangan’ sejak 10 tahun lalu itu.
Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.
Toko yang berlokasi di Jalan Buah Batu itu buka apabila bulan puasa dan menjelang lebaran saja. Pemilik toko, Yunita, menjadikan usaha parcel ini sebagai momentum. Sehari-sehari dirinya bekerja di lini usaha lain: bidang properti.
Namun menurutnya, berjualan beli parcel bukan semata-mata lini usaha sampingan. Melainkan ada seni di dalamnya. Orang-orang masih banyak yang membeli parcel untuk keindahan.
Baca Juga:Pusat Perbelanjaan di Bandung Bergeliat Jelang Lebaran, Mall ini Dipadati PengunjungMasih Jadi Primadona! Jelang Lebaran, Pasar Cimol Gedebage Dipadati Pengunjung
“Kadang tidak langsung dibuka, parcel dipajang terlebih dahulu,” ungkap Yunita kepada Jabar Ekspres di tokonya, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, selain dari segi keindahan atau estetika sebuah parcel. Kualitas produk parcel itu sendiri merupakan kewajiban yang harus diperhatikan pedagang. Baik itu sisi kadaluarsa, serta bersih atau tidaknya parcel.
“Kita (penjual parcel, red) harus lebih menunjukan kualitas produk. Jangan sampai ada barang expired (kadaluarsa). Atau kotor, kah? Atau semut masuk, itu harus dihindari,” jelasnya.
Parcel yang dijual Yunita beragam. Dari harga mulai Rp75 ribu sampai paling tinggi Rp5 juta. Harga tersebut dipengaruhi dengan isi serta model parcel itu sendiri. Jadi, katanya, bukan sekadar besar dan kecil saja.
“Kami buka dari awal puasa. Per hari kalau lagi bagus bisa 50 sampai 100 parcel. Toko tutup atau selesai berjualan sampai h+3 lebaran,” imbuhnya.
Kendati demikian, laju geliat penjualan parcel tahun ini diakui Yunita alami penurunan. “Mungkin pengaruh kondisi perekonomian. Sedikit turun (daya beli masyarakat). Turun sekitar 25 persen. Akumulasi tetap nanti hari terakhir. Tapi tetap masih oke,” pungkasnya.