Selain itu, kadar fosfat dalam tanah mengalami fluktuasi sepanjang penelitian. Pada awalnya, kadar fosfat menurun, kemudian meningkat seiring dengan aktivitas bakteri, sebelum akhirnya kembali berkurang ketika tanaman mulai menyerap fosfat dalam jumlah lebih besar untuk mendukung pertumbuhannya.
Menurut tim, hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi sistem Three Sisters dengan vermikompos dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami tanpa harus bergantung pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan dalam jangka panjang.
Dalam penelitian ini, tim dibimbing oleh Sartika Indah Amalia Sudiarto, S.Si., M.Sc., Ph.D., yang turut mengapresiasi kerja keras tim. “Keberhasilan ini merupakan bukti dedikasi, kerja keras, dan semangat pantang menyerah dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Saya bangga atas usaha serta semangat yang ditunjukkan oleh tim. Semoga pencapaian ini menjadi landasan bagi kesuksesan dan inovasi selanjutnya,” kata Sartika.
Tim berharap bahwa penelitian mereka dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pertanian berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan mikroorganisme tanah dan sistem polikultur, pertanian dapat menjadi lebih produktif tanpa merusak ekosistem tanah.
“Banyak yang mengira kesuburan tanah hanya bisa ditingkatkan dengan pupuk kimia, padahal ada solusi alami yang lebih ramah lingkungan, seperti bakteri pelarut fosfat dan sistem tanam yang mendukung ekosistem, seperti Three Sisters. Tanah bukan sekadar media tanam, tetapi ekosistem hidup yang harus dijaga kesehatannya. Dengan pengelolaan mikroba tanah yang baik, kesuburan bisa dipertahankan tanpa merusak keseimbangan ekosistem,” kata peserta tim lainnya, Rosdiana.
Keberhasilan tim ini dalam GSIC 2024 ini menjadi bukti bahwa inovasi di bidang pertanian berkelanjutan memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Semoga prestasi ini menjadi awal dari langkah besar dalam mengembangkan teknologi pertanian yang berkelanjutan. (bbs)